jump to navigation

Kisah Masa Kecil: Afra, Dot dan Gigi Keropos! Maret 13, 2015

Posted by Afra Afifah in Lembar Kehidupan.
Tags: , ,
add a comment

Mama pernah bilang kalau Afra kecil itu susah “disapih”nya, bukan susah “disapih” ASI, tapi Sufor-nya alias Susu Formula! Yap! saya memang “bayi” ASI juga bayi Sufor. Yah… terserah orang mau bilang apa, yang jelas saya bayi Mama saya. Ehehe.

download

Ilustrasi. Pict From Google

Saya lupa tepatnya umur berapa saya berhenti nge-dot. Tapi saya sama botol susu ..”duh ya ampun”.. begitulah.. mama bilang, itu dot sampai lubangnya besar karena sambil aku gigit-gigitin juga, bawa dot kemana-kemana dan hasilnya memang waktu kecil gigi saya keropos :mrgreen:

Gak kayak gigi Khalid dan Khansa sekarang yang “cring” 😀 alias utuh, putih, bersih, alhamdulillah..Intinya, sebisa mungkin, saya nda mau apa yang terjadi pada saya terulang kembali pada anak-anak saya (kecuali yang bagus-bagus yah) . Khalid dulu pernah sebentar minum susu ASI lewat dot, itu juga karena terpaksa karena saya kuliah. Tapi alhamdulillah nda lama-lama. Selebihnya minum dari gelas, baik Khalid maupun Khansa. Dulu yang pernah sempat “nyobain” yang namanya “empeng” juga hanya Khalid, Khansa tidak. Tapi Khalid juga tidak ketergantungan empeng. Alhamdulillah.

Soal menyikat gigi untuk anak-anak juga saya biasakan sejak kecil. Mengapa? karena saya dulu susah alias malas menyikat gigi sampai usia SD kurang lebih. Dulu saya juga anti sikat gigi pake odol,karena bagi saya rasanya gak enak, odol pepsodent, saya gak pakai sampai sekarang. Pakainya merk lain 😀 Sejak balita sekitar 1-2 tahun anak-anak sudah dibiasakan menyikat gigi, tanpa odol waktu itu, yang penting telah menjadi kebiasaan yang baik dulu untuk menyikat gigi. Awalnya memang susah, yah namanya juga anak-anak, kalau ada sesuatu yang baru bagi mereka seringnya susah. Jadi awalnya dipaksa, lama-lama terbiasa. Alhamdulillah.

Barulah sekitar anak-anak usia 3 dan 4 tahun dicarikan odol yang aman untuk anak-anak. Kalau kami memilih enzim strawberry untuk anak-anak. Pernah coba ganti merk lain dengan rasa yang sama, strawberry juga, tapi anak-anak tidak suka. Oh, yasudah sejak itu belinya enzim saja.

Ketika saya melihat anak-anak kecil umur 3-6tahun giginya sudah keropos dan masih megang dot, saya teringat diri sendiri di masa lalu 🙂 Karena gigi yang keropos itu pula saya rajin diantar mama ke dokter gigi :)Jadi,adik-adik.. yang rajin ya merawat giginya.. jangan sampai sakit gigi..dan jangan juga sakit hati :mrgreen:

~*Afra Afifah*~
Jum’at Pagi, Tugu Tanah Baru Town House

Memilih Sekolah (Annash) Untuk Anak-Anak~! :) Juli 15, 2014

Posted by Afra Afifah in Afra Punya Opini, Lembar Kehidupan.
Tags:
8 comments

Khalid (4th) dan Khansa (3th) sudah lama antusias ingin sekolah, setelah melihat anak-anak tetangga yang seusianya dan diatasnya setahun, sudah pada bersekolah. Di Depok sebenarnya banyak KB dan TK, tapi akhirnya saya dan suami sebagai orangtua memilih Sekolah Annash sebagai sekolah anak-anak kami,bi’idznillah.
Saya pribadi “tau” ada sekolah Annash mungkin sejak sekolah ini baru-baru berdiri. Beberapa tahun yang lalu. Tau lewat internet. Bermula dari link ini–> http://sekolah.muslim.or.id/2-tk/an-nash.html dan ini–> https://sites.google.com/site/sekolahannash/
Awal melihat website dan melihat galeri fotonya, saya sudah sreg, melihat fasilitasnya yang bagus, insyaallah. Apalagi melihat kurikulumnya. Dulu websitenya belum seperti yang sekarang www.sekolahannash.com tapi masih berupa alamat link yang cukup panjang. Dan ternyata, teman-teman saya juga mengajar disana, yang saya tau mereka mempunyai background pendidikan yang baik. Seperti lulusan UI, UNJ Pendidikan Anak Usia Dini, dan yang setara dengan itu.
Tapi waktu itu Khalid Khansa masih kecil-kecil, setelah bertanya sana sini kepada teman-teman saya yang berkerja sebagai guru KB-TK dan guru SD, saya memutuskan untuk memasukkan anak ketika usia TK saja. Malah tadinya berpikir untuk langsung memasukkan ke SD saja 😀 . Kenapa gak memasukkan ke Kelompok Bermain/Pre-School? Salah satunya karena saran dari teman-teman bahwa umur-umur segitu masih terlalu kecil untuk “sekolah”, biarkan aja di rumah, main sama bundanya dan kakak/adiknya. Bangun ikatan yang kuat dulu. Lagi pula, masuk KB biasanya hanya 2kali dalam sepekan atau 3kali dalam sepekan.
Ketika usia Khalid sudah cukup untuk masuk TK, saya dan suami berdiskusi, apakah mau memasukkan Khalid ke TK dulu atau langsung SD saja? Mengingat anaknya sangat aktif, dan perkembangan berbicara Khalid tidak seperti anak-anak seumurannya yang mungkin lebih lancar bicaranya. Usia 1-3th Khalid belum bisa bicara,atau mungkin masih sangat sedikit bicaranya. Sempat di terapi wicara di Hermina juga, meski akhirnya kami hentikan karena tidak sreg dengan metodenya (Khalid hampir selalu menangis kencang selama di terapi, khawatir trauma). Namun Alhamdulillah usia 3,5 makin banyak kosa kata dan lama-lama makin jelas pengucapannya. Kami juga memasukkan Khalid ke TK A dulu, tidak langsung TK B, meski dari segi umur Khalid sekarang 4th 9bulan, sudah bisa dimasukkan ke TK B. Insyaallah supaya ketika masuk SD, usia Khalid sudah “matang”.
Oke, balik lagi. Di Depok sebenarnya banyak KB-TK. Bahkan ada KB-TK di samping Komplek yang kami tinggal sekarang. TK sunnah juga ada. Tapi, tentu kami punya keinginan dan harapan-harapan mengenai pendidikan, lingkungan dan tentu saja guru-guru yang mengajar anak-anak kami.
Harapan-harapan kami seperti:

  • Kami ingin anak-anak mendapatkan lingkungan sekolah yang baik, diajarkan alquran dan sunnah, berdasarkan pemahaman para salafusholih.
  • Hal utama untuk usia dini adalah diajarkan adab-adab dan akhlaq yang baik, sesuai quran-sunnah.
  • Diajarkan hafalan alquran, hadist-hadist Rasulullah shallahu’alaihiwasallam. Diajarkan tajwid dan pelafalan yang benar dalam membaca alquran.
  • Dibiasakan untuk berpakaian muslim sejak dini.
  • Tidak diberi PR (apalagi masih TK 😀 ).
  • Anak-anak bisa betah dan bersemangat dan fun kalau mau sekolah. Dan ini terbukti, Khalid antusias sekali ketika akan sekolah, dan malah protes ketika sekolah libur :p
  • Jumlah guru dan jumlah anak yang di handle guru masih wajar. Tidak membludak. Seperti 30 orang dengan guru hanya 1 atau 2. (Bagaimana mungkin 1orang guru bisa menghandle anak-anak sebanyak itu? 2 guru pun belum cukup untuk menghandle anak-anak (apalagi masih usia TK) sebanyak itu.
  • Fasilitas untuk menunjang anak belajar memadai dan membuat anak merasa nyaman di sekolahnya.
  • Di sekolah ini, anak-anak gak diajarin bernyanyi, berjoget-joget, menari, dan sejenisnya. (Seperti sekolah pada umumnya). Itu juga yang kami inginkan. Tapi kok anak-anak bisa betah? Tanya kenapa? 🙂

Setelah mencari info sana sini dan mempertimbangkannya masak-masak, kami menjatuhkan pilihan pada annash. Memang, cukup jauh dari rumah. Tidak bisa hanya berjalan kaki. Tapi, setelah mempertimbangkan jarak dan tentu saja kebaikan-kebaikan yang akan didapatkan (insyaallah) kami tetap memilih annash.
Apalagi di sekolah ini, murid anak laki-laki dan perempuan juga dipisah kelasnya, “padahal” masih usia TK lho^^ serta diajarkan sekali adab-adab dan sunnah-sunnah sehari-hari. Toilet ada disamping kelas. Bersih. Anak-anak KB yang masih usia 2 dan 3 tahun itu. Tentu saja ketika di sekolah dan kalau mau ke kamar mandi/sejenisnya, semua sudah menjadi tanggungjawab para guru. Begitu pula siswa-siswa TK. Ditemani, diajarkan sunnah-sunnah masuk, di dalam toilet dan ketika keluar toilet. Masyaallah.

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.


Lingkungan sekolah aman, nyaman dan bersih. Guru-gurunya sangat ramah, welcome dan pandai sekali mengambil hati anak-anak (dalam pengamatan saya setelah 4hari mengantar dan menunggu Khalid di annash). Hampir 99% orang tua (wanita) juga berpakaian syar’i. masyaallah. Ibu gurunya juga berpakaian syar’i. Contoh yang baik untuk anak-anak.
Terlebih di sekolah ini ada peraturan area wajib berbusana muslimah. Petugas sekolah yang laki-laki, (penjaga sekolah). Hanya berjaga di Pos-nya saja. Laki-laki tidak diperkenankan masuk ke dalam sekolah. Jadi, orang tua yang boleh masuk hanya wali murid perempuan, alias ibunya anak-anak.
Saat jam istirahat, anak-anak bermain tetap dalam pengawasan para guru. Anak yang berebutan mainan, akan dilerai gurunya dengan cara yang baik dan diminta guru untuk meminta maaf kepada anak lain yang direbut mainannya.
Ketika anak-anak pulang, guru-guru dan pihak sekolah dengan sigap mengecek satu persatu anak. Apakah sudah dijemput atau belum. Begitu pula dengan penjaga sekolah yang menginfokan dari luar. Apakah si anak sudah dijemput dengan orang yang biasa menjemput atau tidak. Jadi, anak-anak yang telat dijemput, akan main dulu dengan gurunya di dalam. Dijaga oleh para guru . So, ga ada cerita ketika jam pulang, anak dibiarkan keluar begitu saja tanpa pengawasan.
Ohya, satu lagi, di Sekolah Annash juga ada Pusat Studi Islam Annash (Pusdinash) tempat para wali murid belajar Tajwid, dan Bahasa Arab. Waktunya, bersamaan dengan jam belajar anak-anak. Jadi, ketika anak-anak belajar, orang tua juga bisa ikutan belajar di Pusdinash. Saya pribadi sampai menuliskan tuliskan ini belum mendaftar di pusdinash. Karena Khalid baru masuk tanggal 7 Juli 2014 kemarin, baru empat hari masa orientasi siswa, langsung libur lagi sampai setelah lebaran insyaallah.
Meski awalnya sempat ragu karena jaraknya, tapi Alhamdulillah Allah menguatkan azzam kami dan diberikan rezeki sehingga Khalid bisa bersekolah disini (Insyaallah Khansa tahun depan). Melihat juga kebanyakan anak-anak di Annash rumahnya jauh-jauh. Ada yang dari Tanah Abang , Tebet, Bintaro, Permata Hijau, dll.
Semoga anak-anak kami menjadi anak-anak yang Shalih, Cerdas, bermanfaat bagi agama Allah serta orang-orang sekitar. Aamiin ^^

~*Afra Afifah*~
[Tanah Baru, Depok]

Nb: untuk video-video dari sekolah annash, bisa diliat disini

Naik Motor ke Puncak~! :D [Part 2] Mei 31, 2014

Posted by Afra Afifah in Lembar Kehidupan.
Tags: , , ,
2 comments

18 April 2014

Hari libur nasional. Adik ipar pagi-pagi datang ke rumah, dan semua mengalir begitu aja. Dadakan. Saya ajak Aa jalan.

“ke Bogor yuk a?”
“ ke Puncak yuk? “

Sebenarnya ini pertanyaan yang sering saya lontarkan ke suami :p . Reaksi suami saya kalau saya sudah “mulai kambuh” begitu beliau cuma nyengir aja sambil ketawa-tawa 😀 . Eh tapi kali itu Aa sanggupi.. yuhuu 😀 Aa nanya mau kemana ke Bogornya? Saya jawab asal aja “tajur yuk? Kamu belum pernah kan?” tanya saya. Emmm sebenernya gak pengen-pengen amat ke tajur. Saya lebih pengen ke puncak, tentu sahaja. Okelah akhirnya tajur menjadi tujuan awalnya.

Yak seperti biasa, perginya siang, jam 10an. Beginilah kalau dadakan :p ngurus ini itu dulu.. beres-beres segala macem dulu. Sebenarnya saya aga males kalau sudah siangan gitu. Enaknya kalau jalan ya dari pagi. Dari subuh kalau bisa. Jadinya puas 😀 Hmm oke jalanin aja. Ga bawa perbekalan apa-apa. Hahaha sama aja kayak waktu ke kawah kamojang dan kawah darajat. Ampuun! Berani ke Bogor karena ada adik ipar. Jadinya konvoi lagi 2 motor. Kalau cuma satu motor mana berani. Kalau berdua aja sama Aa sih oke ya. Tapi kalau bawa anak-anak. Ngga deh..

Oke, saya yang bawa motor tentunya 😀 saya bonceng suami dan khansa. Sedangkan Khalid sama Adi. Aa navigatornya. Karena saya gak tau jalan. Suka jalan, tapi ga tau jalan :p . Dari rumah kami di tanah baru menuju juanda. Terus mentok, belok kanan, terus aja..terus dan terus… ehh ternyata udah nyampe bogor! “wah ternyata bogor ‘deket’ ya a..asik nih tinggal ke juanda belok kanan..lurus aja :p” ucap saya ke Aa. #modus

Terus dan terus.. di perbatasan hampir bogor kota, kami mampir dulu di indomaret. Beli cemilan dan minuman dingin. Cuaca saat itu terik sekali. Melepas lelah sebentar kemudian kami lanjutkan perjalanan. Tentu saja saya yang masih bawa motornya 😀 Perjalanan makin seru karena sudah masuk kota bogor, banyak pohon besar. Adeem. “wahhh kita udah di bogor!! Dengan riang saya berkata ke Aa.. “wahh banyak wiskulll… wahh beneran ya ini naik motor pertama kali ke bogor hahah..biasanya selalu naik mobil atau dulu pas jaman kuliah pernah naik kereta trus naik angkot bareng Awis n Rousta..jalan-jalan, dan..pegeell :p “

Saat adzan dzuhur tiba Aa dan Adi shalat jumat dulu di masjid raya bogor, sedang saya menemani anak-anak nunggu aa shalat jumat sambil makan ice cream Mc’D di Mall seberang masjid. Selepas shalat dzuhur..udah mendung sekali. Akhirnya hujan…wahh kami terjebak skitar setengah jam di Mall tersebut. Hujannya terlalu deras. Setelah hujan sudah aga reda kami pun melanjutkan perjalanan dengan memakai jas hujan. Tapi sudah giliran aa yang bawa motor. Karena saya cukup ‘trauma’ bawa motor ketika hujan atau setelah hujan. Namun ga lama hujan reda dan ternyata ada bagian bogor yang kering. Saya lagi yang bawa motor. Karena ya, lagi-lagi si Aa ngantuk :p

Saya mengendarai motor dengan semangatnya. Karena setelah sudah dekat tajur akhirnya aa sepakat kemudian bilang “yauda lanjut aja yuk puncaak” wah dibilang gitu saya mah gak nolak, lanjuttt gaan! 😀 Saya bawa motor sampai tiba di lampu merah gadog. “wahhh kita udah dekat!! (padahal masi jauh -_- 😛 ) wahh belum pernah ke tempat ini naik motor..
Wah maceeett!! (hari libur nasional bro, dan itu hari jumat. Weekend pulak!) kalau pake mobil saya BIG NO deh diajak ke puncak saat itu. Tua dijalan. Nooooooooo!!

Udah di gadog. Gantian aa lagi yang bawa motor. Karena memang jalan ke atas sudah macet sekali. Tapi itulah enaknya pake motor. Bisa selap-selip. Ga gitu berasa lah. Udah “biasa” dengan macetnya Jakarta hehe. (ah masa sihh :p ) Dan senangnya kalau motor boleh jalan terus meski sedang diberlakukan satu arah turun. Ya jadinya cepat naik keatas. Alhamdulillah.. hujan mulai turun lagi rintik-rintik kecil. Sudah dekat curug cilember. Saya bilang ke Aa “mau ke curug cilember ga a?” Aa jawabnya ragu-ragu.. terus giliran udah lewat baru nanya “enak ga curug cilember?” jiaahh biasa dehh >_<

Saya bilang :”yaudah lain kali aja..lanjut aja..kita ke attaawwun aja deh” :p Sesampainya di Attaawun sudah menjelang ashar. Saya lapar , jadi beli baso dulu dan makan sekoteng. Baru makan sebentar hujan lebat turun. Hujan lebat dan angin. Dingin sekali. Untung pakai jaket tebal. Si khansa kegirangan tu dan bilang “eeeuummm dinggiiinnn :D” sambil nyengir. Aa langsung ke masjid karena Khalid belum pipis. Dan ternyata Khalid bisa tahan selama perjalanan belum pipis. Hebat! Tapi kalau dirumah maunya pipis terus kayak orang ga bisa nahan, aneh -_-

Azan ashar berkumandang. Adi menyusul aa untuk shalat ashar berjama’ah.Saat itu masih hujan lebat. Kemudian saya menyusul dengan menyewa ojek payung sambil gendong khansa ke atas, beraat T_T Kaos kaki saya basah..tambah dingin jadinya, karena ga ada persiapan ke puncak. Saya ga bawa kaos kaki cadangan.akhirnya beli kaos kaki di koperasi masjid. 25ribu sepasang. Mahaaal 😛 biasanya saya beli paling mahal 10rebu sepasang hahaha. Lbih murah lagi 10rebu dapet 3pasang hahaha. Yaweslah tetep dibeli karena butuh. Kemudian saya menuju tempat wudhu wanita yang sekalian banyak berjejer kamar mandi. Saya gantiin baju dan popok Khansa dulu. Eh tnyata pampersnya juga kering. Hebat! Lama banget bisa nahan pipis. Lagi-lagi kalau di rumah maunya ke kamar mandi mulu -_- setelah ganti khansa..berwudhu..saya shalat jamak qashar. Usai shalat poto-poto :p sambil menikmati udara dan pemandangan sekitar selepas hujan. Dingin pastinya. Tapi seru.

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Ga lama saya turun lagi. Makan lagi. Masih lapar. Makan pop mie dan jagung bakar. Beliin Khalid mainan pistol-pistolan dan khansa minta dibeliin kalung dan gelang strawberry yang cuma dia pake setelahnya 2-3kali. Selanjutnya hanya di mainin aja ga mau dipake :p dasar bocah :p .Setelah makan, langsung bergegas pulang. Karena kalau sudah malam bakal repot. Perjalanan pulang masih jauh, belum lagi macetnya. Alhamdulillah ketika turun dari puncak lancar-lancar aja..ga ada macet..tapi ketika pas di lampu merah gadog wahh sudah mulai macet.. tersendat disitu aja sih..mungkin karena jalanannya ga begitu besar..dan ada pasar. Awalnya Aa yang bawa dari puncak sampe masih di kab. Bogor. Tapi selanjutnya saya yang bawa karena Aa bawanya udah mulai selow. Wah ini kapan nyampenya nih klo begini udah malem pulak.. saya deh yang seterusnya bawa.. sampe Depok meski ada beberapa kali gantiannya juga.

Perjalanan terasa lebih berat ketika hujan mengguyur. Kami harus berhenti untuk memakai jas hujan. Dan yang paling berkesan ketika saya bawa motor, dalam kondisi hujan dan malam hari. Oh noo.. kaca mata saya basah dan jadi lebih susah melihat. Biar ga kena hujan, saya condongkan badan saya kedepan dengan konsentrasi penuh. Suami saya sudah cukup ngantuk waktu itu. Waaaa deg-degan juga saya.

Sampai depok ga langsung pulang, tapi makan malam dulu di tempat langganan, Sari Murni. Ada insiden kecil waktu itu, karena mau belok tapi suami saya bilang masih belum belok (kedainya masih terus) saya jadi kagok. Dan bener-bener ga liat lubang yang cukup dalam di depan. Jedug..awww masuklah ke lubang..kaki saya terpentok motor.. suami juga kaget.. kena “omel” dikit 😛 xixixi saya minta maaf karena emang bener-bener ga liat dan siapa sih yang mau masuk lubang..>_< alhamdulillah’alakullihal.

Udah sakit..eh qodarullah sari murni tutup, jadilah kita beralih ke warung aceh bismillah dekat rumah.. duduk..melepas lelah..jam 8.30 malam..dari puncak euy.. badan cape sekali,luar biasa..tapi dapat pengalaman yang luar biasa juga..alhamdulillah..

Kemudian berpikir.. kapan lagi ya bisa melakukan perjalanan jauh pake motor gini..? 🙂

~*Afra Afifah*~
[Tanah Baru , Depok]

 

 

Naik Motor ke Puncak~! :D [Part 1] Mei 10, 2014

Posted by Afra Afifah in Lembar Kehidupan.
Tags: , , ,
1 comment so far

Juni 2013 dan 18 April 2014

Ada pengalaman luar biasa di bulan dan tanggal tersebut. Kalau di bulan Juni 2013, saya beserta suami juga Khalid Khansa dan Adi (adik ipar) pergi ke puncak kawah darajat di Garut, naik motor. Di tanggal 18 April 2014 kami ke Puncak Bogor naik motor 😀

Juni 2013

Dalam rangka pulang kampung ke Garut, seperti biasa, saya ingin jalan-jalan menikmati kota kelahiran suamiku itu. Aa bertanya “ade pengen jalan-jalan kemana emang?”. Kemudian aku sebut saja “Kawah Darajat” , karena sebelumnya kami sudah pergi ke kawah kamojang, tapi belum pernah ke kawah darajat. Dan taukahhh kalian bahwa si Aa yang lahir dan besar di Garut sampai lulus SMP, belum pernah ke kawah darajat 😀

Kalau ke kawah kamojang kami hanya pergi berdua, saya dan Aa. Karena waktu itu masih baru punya Khalid, Khansa belum lahir. Jadi Khalid bisa dititipkan di rumah mertua untuk sementara, namun kali ini kami mengajak serta anak-anak. Karena mertua juga sedang sibuk baik bapa maupun mamah.

“Naik motor gak apa-apa de? Mobilnya Rubi (adik ipar) kan lagi “ditaro” di Bandung?” begitu kira-kira pertanyaan Aa.

“loh gak apa-apa, justru enak jalan-jalan naik motor, kapan lagi..?” jawabku. Bisa jadi ini kesempatan sekali seumur hidup. Karena kalau sudah punya anak lagi (anak udah 3 misalnya), gak mungkin juga saya naik motor berkelana bawa 3orang anak, kecuali hanya berdua sama Aa, tapi waktunya, kapan lagi? Pun kalau sudah kebeli modil sendiri (insyaallah) Kalau sudah punya mobil, gimana jadinya dibolehin naik motor, kapan lagi? Wallahu a’lam 😀

Karena naik motor dan bawa anak-anak, gak mungkin kami berkendara “sendiri” karena itu kami ajak adik bungsu Aa untuk turut serta. Jadilah kami berlima berangkat. Saya, suami, Khalid, khansa dan Adi. Dengan 2 motor. Awalnya si Aa yang bawa motor, namun karena Aa mudah mengantuk dan memang suami saya akui sendiri bawa saya lebih mahir dan gesit mengendarai motor dibandingkan dirinya, maka selanjutnya saya yang bawa motor, sampai Kawah Darajat. Tapi saya sangat berterimakasih kepada suamiku tercinta, telah diberi kesempatan “nge-track” ke kawah darajat. Hahaha

Pengalaman yang tak terlupakan, insyaallah. Sebenarnya waktu itu sudah dari pagi saya mau pergi, tapi, bukan suami saya namanya kalau gak punya banyak persiapan, dan pertimbangan, hehe. Sedangkan istrinya ini suka gak banyak mikir. Akhirnya berangkat agak siang, menjelang dzuhur. Padahal perjalanan menuju kawah darajat dari rumah mertua saya di Limbangan itu sekitar 2jam menuju puncak. Kami pun shalat jamak qashar dulu di masjid dipinggir jalan, yang juga dikaki gunung yang dikelilingi sawah 🙂 lalu melanjutkan perjalanan, sampai ketemu alfa mart, membeli perbekalan seperti air minum dan cemilan, kemudian lanjut lagi.

Ada satu hal yang saya suka lupa kalau berkendara di Garut adalah: sarung tangan! Iya, sebenarnya bukan untuk melindungi dari panasnya matahari, tapi justru melindungi tangan dari dinginnya udara disana. Apalagi ketika sudah menuju kawah darajat.

Ketika suami yang mengendarai motor, semua berjalan dengan pelan dan santainya (saya suka geregetan sendiri haha) Akhirnya saya minta gantian “udah sini aku aja yang bawa a, kamu ngantuk juga kan,dari pada selow dan berenti terus” :p

Akhirnya saya bawa, dan wow, luar biasa perjalanan menuju kawah darajat, jalannya lebih curam dibanding puncak yang merupakan jalan raya yang cukup besar dan berkelok-kelok. Kalau ke kawah Darajat lebih sering naik turunnya dan jalanannya lebih sempit dibanding jalan raya puncak bogor. Maka saya gunakan gigi satu dan gigi 2 ketika berkendara.

Singkat cerita, sudah sampai puncak kawah darajat dan kabut pun turun. Masyaallah dinginnya. Alhamdulillah ga lama setelah memarkir motor, hujan turun dengan derasnya. Pas sekali. Kami jadi tidak kehujanan diperjalanan. Karena disana pemandian air panas, masi banyak orang yang berenang meski sedang hujan deras dan cuaca sangat dingin.

Saya tentu tidak berenang, Adi pun sedang malas berenang. Jadi sampai sana saya makan pop mie saja dan makan perbekalan lain. Sambil menikmati pemandangan yang sangat indah. Melihat suami dan Khalid berendam sebentar. Dan melakukan hobi saya yang satu lagi: fotografi. Meski masi sangat amatir hehe (dan belum punya DSLR #kode dan mention @Sofyan Nugraha 😛 )

Ketika hujan turun itu saya baru khawatir, bagaimana nanti pulangnya? Jujur saya cukup takut berkendara motor disaat hujan atau selepas hujan yang saat itu jalanan masih licin. Karena pengalaman beberapa kali kecelakaan motor disaat hujan atau selepas hujan itu. Saya gak berani, jadi memang suami terus yang bawa motor saat pulang dari kawah Darajat balik ke rumah mertua. Terlebih lagi saya memang harus memegang Khalid dan Khansa dipelukan saya karena anak-anak pasti cape setelah bermain sebentar di Kawah Darajat tadi.

Bismillah, kami pun pulang, Alhamdulillah hujan sudah berhenti sejak tadi tapi jalanan masih basah, mesti sangat berhati-hati dalam berkendara. Kami tidak berlama-lama karena memang kami berangkat dari dzuhur, biar tidak pulang kemalaman ke rumah mertua di Limbangan. Si Adi tidak menghidupkan motor ketika turun. Ya memang jalanannya bisa dibilang “meluncur kebawah terus”, jarang ada kelokan seperti di puncak bogor.

Diperjalanan pulang kami berpapasan dengan rombongan club motor yang sedang turun pulang juga. Kemudian saya bilang ke Aa : “a, aku mau tuh ikut club motor gitu,seru banget kan bisa jalan-jalan bareng naik motor gitu” (tapi club motor yang syar’i <halah mulai mengkhayal, yg isinya akhwat-akhwat semua ,eh tapi ga bole keluar kota tanpa mahrom juga percuma ya, atau club motor ikhwan akhwat suami-istri> mengkayal mode:on )

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Intinya: saya sangat senang sekali. I feel Life!! Oh saya merasa “ini afra banget” . Memang dari awal nikah saya ingin sekali hiking bareng suami ke gunung-gunung, tapi qodarullah langsung hamil hehe. Jadi ditunda dulu. Tapi suami saya bukan orang yang terlalu suka petualangan kayak saya gini hehe. Meski begitu , Alhamdulillah Aa terus berusaha untuk mewujudkan impian saya.

Salah satunya pergi ke puncak bogor naik motor! Hahahaha

Mungkin itu Ide” gila” bagi sebagian orang, tapi itu memang keinginan saya dari dulu. Pengen pergi ke puncak dengan “ngeteng” naik kendaraan umum, atau naik motor.

(bersambung Insyaallah)
~*Afra Afifah*~

10 Mei 2014

Ketika Khalid Ikut Ayah Shalat Berjamaah di Masjid April 6, 2014

Posted by Afra Afifah in Lembar Kehidupan.
Tags:
2 comments

Apakah ini judul terpanjang tulisan di blog saya..? sepertinya iya : ) . Saya mau cerita soal perkembangan Khalid yang satu ini. Shalat berjamaah di masjid. Sejak Khalid belum setahun, dia ketika bulan Ramadhan sudah saya ajak ikut serta tarawih di masjid. Tapi ya namanya masi baby, Khalid anaknya ga berisik (ketika bayi), tapi ga bisa diem hehe, bahkan dari smenjak setahun. Wah ternyata sulit juga membawa anak ke Masjid ya.

Dicoba lagi terus dan terus, usia 1th, 2th, 3th dan akhirnya 4th. Ya, di usia 4th Khalid alhamdulillah baru bisa tenang mengikuti ayah shalat dan gerakan-gerakan shalat, yang tentu belum sempurna. Tapi dia sudah bisa TENANG. Bagi kami, itu kemajuan luar biasa. Karena sering juga ayah Khalid ga mau ngajak Khalid ke Masjid karena Khalid belum bisa tenang. Gak bisa diem. Lari-larian kesana-kemari. Kalau lari-lariannya di belakang shaf dan tanpa suara mungkin masih mending ya. Tapi ini Khalid kalau becanda sama teman-temannya ya sambil bersuara dan bahkan suka melewati shaf-shaf orang yang lagi shalat. Biasanya setelah itu ayahnya cemberut deh hehe.

Saya yang sedih jadinya, disatu sisi ingin membiasakan anak laki-lakinya untuk shalat berjamaah di Masjid, namun di sisi lain, sepertinya anaknya belum siap. Akhirnya kami memutuskan Khalid ga diikut sertakan dulu. Karena merasakan sendiri, gimana rasanya ketika shalat berjamaah di Masjid, mendengar suara anak-anak kecil yang berisik atau malah nangis-nangis, karena ibunya shalat. 😥

Ayah Khalid menasehati saya, kalau saya mau ke Masjid juga (ketika Ramadhan tahun lalu), anak-anak dipegang saya. Dan kalau anak-anak sudah membuat “keributan”, maka batalkan shalat saya, dan sisanya teruskan di rumah. Memang ketika Ramadhan tahun lalu, kalau diajak shalat, dan saya mulai ikut shalat berjama’ah, Khalid sudah hilang, kabur main diluar masjid sama teman-teman seusianya. Hal ini sebenarnya bikin shalat saya ga konsen juga. Karena merasakan perasaan”khalid aman ga ya diluar, dia lari-lari kemana aja ya?” , takut diambil orang dll, meski memang ada ummahat yg tidak shalat bertugas untuk menjaga anak-anak supaya tertib tidak mengganggu jama’ah. Padahal yang membawa bayi-bayi ke Masjid juga malah ga kalah kenceng tangisan bayinya. Saya terganggu. Gak konsen jadinya. Yaaa nasib ibu-ibu yang anak-anaknya masi kecil kali ya. Apalagi ketika Shalat Ied di Masjid sunnah, (lapangannya maksudnya). Wahhh saya sedih bukan main, pengennya emang shalat di tempat yang nyunnah, tapi malah banyak sekali ummahat yang bawa anak-anak dan masih kecil-kecil. Nangis berjama’ah. Ga kedengeran suara imamnya hiks2. Jadi cukup jengkel juga, kenapa anaknya ga digendong. Atau ya yaudah liat situasi gitu, kalau anaknya udah nangis tantrum yang meraung-raung ya hentikan shalatnya. Demi kemashlahatan bersama. Atau sediakan “amunisi” untk anak agar anak bisa diam anteng ketika ibunya shalat. Apakah botol berisi ASI,mainan,makanan,cemilan,dll. Seperti itu.

Kadang suka iri melihat anak seumuran Khalid, atau bahkan dibawah Khalid yang sudah bisa anteng kalau ikut shalat di Masjid. Tapi itu kan anak lain? : ) Khalid ya Khalid, anak kami tentu berbeda, dan punya karakter yang berbeda pula.

Sampai pada disuatu hari dimana ayahnya mau shalat maghrib di Masjid, lalu Khalid sangat merengek untuk ikut. Rengekannya ga seperti biasanya. Dia pengen banget. Kemudian saya bilang ke ayahnya, “yaudah ayah diajak ayah..Khalid tapi yang anteng ya..nurut sama ayah..tertib di Masjid, tidak main-main, kalau sudah shalat baru boleh main” Dan ya, Khalid diajak ikut dengan sebelumnya memakai gamis dan peci dulu 🙂

Dan surprise, ketika pulang dari Masjid (yg ga byk tmen mainnya) ayah Khalid bilang kalau Khalid sudah bisa tenang ikut shalat dari rakaat awal sampai akhir~! Masyaallah, kemajuan yang sangat bagus Khalid. Ketika Isya, diajak lagi. Begitu seterusnya, sejak hari itu. Alhamdulillah. Malah Khalid jadi sering ngingetin ayahnya “Ayah..ajan..shalat ayah..ayoo ke masjid” “ayah aa solat masjid, chacha bunda di luma”

Ya meski juga terkadang (namanya juga anak-anak) kalau ada teman yang dia kenal dan sepantaran, suka lupa lagi untuk tertib, lari-larian lagi. Trus ayahnya ngambek lagi deh 😀 hehe. Ayah bilang kalau Khalid ga bisa tertib ayah ga ajak lagi ke Masjid. Khalid ngerengek-rengek, menyesal. 😀

Jadi memang Khalid lebih sering diajak ke masjid luar komplek, karena ga ada teman-temannya ikut serta. Pernah juga ada cerita lucu, ketika dia baru saja diberikan jam tangan proyektor cars. Dia pakai ke Masjid, ehh bukannya shalat, dia malah nunjukin itu ke anak-anak kecil sepantaran dia. Anak-anak itu bilang “wow keren yah jamnya” haha. Dan, ayahnya ngambek lagi haha. “Khalid kalau ke masjid jamnya gak usah dibawa, ntar Khalid malah main bukannya shalat” >_<

alhamdulillahilladzhi bini’matihi tatimusholihat :’)
~*Afra Afifah*~

[Tugu Tanah Baru Town House, Depok]

baca juga ya ^^ :

Membawa Anak Kecil ke Masjid Saat Shalat

Bolehkah Membawa Anak Kecil Ke Masjid?

 

 

My Days Desember 31, 2013

Posted by Afra Afifah in Lembar Kehidupan.
Tags: , , ,
3 comments

momi

Belum ada setahun bisnis mainan ini saya jalankan (mulai februari 2013) , tapi masyaallah walhamdulillah..perkembangannya cukup bagus..saya yakin bisnis ini sangat prospek kedepannya –insyaallah-. Semakin kemari, saya makin kewalahan ngurusin “semua” sendirian. Ngurus suami, anak-anak, rumah, dan bisnis, tanpa asisten rumah tangga. Tentu saja orang yang paling sering membantu adalah suami saya sendiri.. alhamdulillah sangat bersyukur punya suami yang mudah bila dimintai tolong dalam banyak hal..mulai dari membantu pekerjaan rumah..urusan anak, bisnis, dll. Aa memang partner sejati dalam banyak hal 🙂

Cape? Tentu saja. Tapi benar-benar saya enjoy dan menikmatinya. Kecuali packing, ah ya…saya tidak suka packing barang..rasanya setelah jam 3 sore itu udah cape..pengennya santai-santai sejenak..bacain buku untuk anak-anak..ngliatin anak-anak main.. belajar sama anak-anak..

Gimana dan dimana mencari karyawan..itu yang masih kami pikirkan.. bukan asisten rumah tangga sebenernya yang saya butuhkan..lebih ke asisten bisnis..membantu saya promosi barang..ngurus twitter..instagram..dan terutama ya packing barang hehe..

Karena kalau sudah banyak orderan dan banyak yang tanya..bisa-bisa bahkan sekedar promosi pun tidak sempat, saya berusaha membalas semua pertanyaan dengan cepat semampu saya. Tapi lagi-lagi, apa daya..smua masih dikerjakan sendiri.

Anak-anak juga kan sering “gak ketebak” tingkah dan polahnya..kadang anteng.. (keseringan sih ngga 😛 ) anteng klo udah pada baca buku, main lego, blok kayu, dll. Tapi juga sering berantem disaat yang sama,,berebutan lah.. yang satu gak sengaja nyenggol mainan yg lain jadi hasil karyanya jatuh-lah, hancur berantakan, dan akhirnya yang satunya marah. Berantem deh. Atau lari-larian. Numpahin makanan yang mereka makan dan minuman di lantai (ini mah biasa, bersyukur udah beli alat pel serba guna) jadi tugas rumah tangga makin berasa ringan. Alhamdulillah.. Thank You Allah..Thank You Aa 😀

Gimanapun aktifitas dalam satu hari kalau telat bangun sedikit, bisa bikin geje, bête , ga semangat, sensi, dll..parah deh -_- makanya mesti buat jadwal harian, meski ga melulu mesti sama percis jadwal, tapi setidaknya kita punya ”aturan main” secara umum. Ada tuntunan secara tertulis.

Paling seneng kalau bangun pagi bisa tepat waktu, jam 3 kurang. Jam 3 kurang?? Iya, jam 3 dini hari. Kalau bangun jam 4 aja udah cukup hectic, bergegas sana sini, shalat, beres-beres rumah, masak sarapan+makan siang+bekal kantornya aa. Dan apalagi klo Khalid Khansa udah bangun,, huewwwwww.. “r.u.s.u.h” karena lagi sibuk masak di dapur, dll. Trus bocah-bocah kan gitu kebiasaan bangun tidur karena “nyawanya belum ngumpul”. Rewel. Minta ini itu, dikabulin, trus eh ga mau. Intinya: geje 😛

Karena itu sebisa mungkin saya dan aa membereskan banyak hal di pagi hari sebelum anak-anak bangun, dan tentu saja sebelum aa berangkat ke kantor. Kami memang sebuah Team. Ya, team kecil. 😀 tapi sangat berasa manfaatnya bila kami sama-sama bersinergi memulai hari.

Namun tentu saja tidak melulu hari berjalan dengan lancar dan “sempura” seperti itu. Tapi setidaknya kami berusaha. Ya, berusaha terus dari hari kehari.. Mengejar mimpi-mimpi kami..

Semoga Allah merindhoi..insyaallah ^^

~*Afra Afifah*~

Pagi hari sehabis hujan, dipenghujung tahun 2013

Tanah Baru, Depok

Proses Melahirkan Khalid Oktober 31, 2013

Posted by Afra Afifah in Lembar Kehidupan.
Tags: ,
6 comments

Bismillah…

Sudah lama saya ingin menuliskan tentang ini, tapi tertunda terus selama 4th! Ya, selama itu.. selalu ada saja alasan untuk belum menuliskannya..sibuk.. inilah..itulah.. OK, karena itu, malam ini, satu jam menuju tengah malam, disaat suami dan anak-anak sudah tidur, saya tidak ingin mencari alasan lagi.

Alhamdulillah, saya menikah di awal umur 20th. Sebulan setelah menikah saya hamil. KAGET?? Tentu saja. Apalagi kehamilan pertama. Dan, tidak ada jeda barang sebulan pun, saya sudah langsung hamil. Kaget, karena secepat itu. Alhamdulillah. Padahal, ada beberapa hal yang ingin sekali saya lakukan bersama suami setelah menikah, sederhana saja keinginan saya, yaitu mengajak suami jalan ke dufan dan naik kora-kora serta jet-coaster. Serta satu hal lagi yang melebihi itu, saya ingin hiking bersama suami. Ya, saya ingin naik gunung dan mendirikan tenda di gunung, membuat kayu bakar, dan merasakan bermalam dengan tenda di gunung. Keinginan ini untuk sementara waktu saya simpan dulu, karena sekarang sudah punya 2 anak. Namun, sungguh, saya masih ingin mendaki gunung bersama suami. Mudah-mudahan suatu saat impian saya ini bisa tercapai. aamiin

Kembali lagi ke soal kehamilan pertama. Awal mula saya ingin ngecek di test pack sebenarnya karena teman-teman kuliah udah nyebar “gossip” duluan bahwa Afra sudah hamil. Pas masuk kelas tiba-tiba ada yang bilang: “wah afra udah ‘isi’ yaa..slamat ya..” , “duh seneng deh gue bentar lagi bakal jadi tante..”

Hee? Ngomong apa sih mereka? Sembarangan aja @_@ tapi ya meski begitu saya amin-kan juga sih, masa nolak rejeki. Kenapa saya bilang sembarangan? Hehe belum sebulan nikah udah dibilang gitu..yang bener aja -_-

Dan ternyata benar, setelah di test..positif! masyaallah..saya sudah mau jadi ibu..cepat sekali..

Pemeriksaan kehamilan Khalid yang pertama itu di Klinik Sofa Marwah.. di Beji, Depok. Waktu itu Khalid masi berupa kantung dan titik. Masyaallah..kemudian saya diberi vitamin dan penguat kandungan.. ditanya kapan HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) saya tidak ngeh, jujur lupa banget, yang jelas sebelum menikah tanggal 28 desember 2008, saya sudah haid. Tapi memang dari dulu ga pernah nyatet kapan saya haid. Eh, ternyata setelah menikah, hal ini penting untuk dicatat ya..kalau ditakdirkan hamil, jadi bisa buat perkiraan Hari Perkiraan Lahir (HPL).

Alhamdulillah, hamil saya hamil “kebo” begitu Istilah yang saya dapat dari teman-teman. Karena yang saya alami paling hanya lemas, eneg-mual di trimester pertama, apalagi nyium bau bawang or masakan ibu yang punya kontrakan, yang rumahnya tepat di depan kontrakan saya, waktu ngontrak pertama kali di jl. Rawa Pule. Kukusan Teknik. Kalau muntah seingat saya cuma sekali, dan nampaknya juga karena masuk angin, yg lainnya, saya bisa menahan mualnya sehingga tidak sampai muntah-muntah. Cuma ya memang di awal jadi ga nafsu makan, berat saya turun sampai 5kg kalau tidak salah saat itu. Udah kurus tambah kurus, me-nye-dih-kan T_T

Oia, saat hamil saya juga paling tidak kuat untuk berdiri lama. Karena ternyata saya punya varises (yang baru ketahuan beberapa saat menjelang melahirkan Khalid). Jadinya ketika ingin mencuci piring, saya selalu sedia “kursi baso”, tiap 3-4 menit skali saya duduk. Kalau tidak, bisa-bisa saya pingsan saking lemes dan ga kuatnya berdiri, subhanallah.

Saat hamil saya masih membawa motor, nganterin Aa berangkat kerja ke stasiun UI. Setelah antar Aa, barulah saya ke kampus. Karena sebagian besar jam masuk kuliah di Komunikasi UI jam 8 pagi. Selesai ba’da dzuhur atau maksimal jam 3 sore. Itu sudah paling sore.

Saya malah tidak kuat kalau tidak pakai motor dan mesti menggunakan Bis Kuning(Bikun) karena biasanya berdiri dan jalan lagi cukup jauh menuju kontrakan kami.

Selama hamil saya masih terus kuliah, sampai hamil besar, hehe saya baru nyadar, kebayang ibu muda lagi hamil tua  masih kuliah 😀 untuk duduk aja sulit 😛 apalagi kursi kuliah beserta dengan mejanya dan jaraknya cukup sempit itu. Mesti pelan-pelan dan hati-hati kalau mau duduk :D. dan yang paling berasa adalah ketika kuliah di gedung G(kalau tidak saya ingat), karena gedung ini satu-satunya gedung yang tidak ada Liftnya di FISIP UI. Dan kuliahnya selalu di lantai paling atas. Lantai 4. Huaaa!! Berasa banget ibu hamil naik-turun tanggga 4 lantai T_T

Alhamdulillah, beruntung waktu itu libur semester 3 bulan yang bertepatan dengan masuknya kehamilan di trimester akhir. Saya pindah ke rumah ortu, yang waktu itu masih di Pejompongan. Karena Suami sedang sibuk belajar menghadapi ujian CCNP (Cisco Profesional)-nya, dan sering pulang malam juga.  Khawatir kenapa-kenapa, karena saya sudah libur kuliah dan di kontrakan sendirian. Jadinya senin-jumat saya di pejompongan, sabtu-ahad saya balik ke Depok dengan menggunakan Bus. Sampai di Depok, dijemput Aa di tempat saya turun bus. Waktu itu rasanya kayak masi pengantin baru (emang masih baru juga sih ;p ) yah, soalnya ketemu cuma weekend aja. Hehe

Selain memeriksakan di klinik sofa-marwah, kami juga periksa kehamilan Khalid di klinik al-fath yang sekarang udah lama berubah jadi toko mebel kayu jepara hehe. Klinik Sofa Marwah yang dulunya saya inget masi ramai, sepertinya sekarang sepi terus kalau saya lewat situ.

Di rumah ortu, saya memeriksakan Khalid di RS. Budi Kemuliaan. Pokoknya waktu itu, cek dimana aja yang deket rumah. Setelah survey tempat melahirkan, dan diskusi dengan Aa dan ortu, kami memilih puskesmas Tebet  sebagai tempat persalinan saya. Karena dari itu beberapa kali sebelum melahirkan, saya memeriksakan kehamilan disana. Karena saya tinggi, orang-orang bilang saya ga keliatan hamil, sebenarnya hal ini cukup menggangu pikiran saya. Apalagi kehamilan pertama, pengalaman pertama. Serba khawatir. Padahal saya merasa udah berat banget ini perut.

Semua berjalan normal dan baik-baik saja, Alhamdulillah. Sampai dihari saya merasakan kontraksi. Hari ahad, 4 oktober 2009. Awal mulanya skitar jam 8 pagi. Ada yang aneh di perut, tapi jarak kontraksinya masi jauh , dan saya pikir sakit perut biasa, karena ga lama merasakan sakit perut trus mules pengen ke belakang hehe. Saya ingat itu pukul 10 pagi. Namun ga lama kemudian..berasa sakit perut lagi..akhirnya diperiksakan ke puskesmas tebet, tempat rencana persalinan. Karena hari ahad, bidan yang berjaga berbeda, biasanya ibu-ibu berjilbab. Namun saat itu berberda, bidannya tidak berjilbab dan –sepertinya- bermarga batak. Puskesmas sepi, tentu saja. Meski puskesmas itu puskesmas yang bersih, tertib, rapi dan ramai. Karena terkenal bagus pelayanan dan fasilitasnya. Sebab hari itu hari ahad. Ga lama diperiksa,skitar pukul 11 siang, masih bukaan 1. itu juga masi kecil. Dan saya ditolak di puskesmas tebet. Karena saya tidak menyertakan hasil rekam jantung janin. Memang, di cek up terakhir saya diminta untuk rekam jantung janin di RS. Tapi yang kami lakukan hanya USG biasa di RS Budi Kemuliaan, dan semua masi normal. Air ketuban masi cukup, masih oke. Tapi tetap puskesmas menolak. Padahal saya sudah cukup lemas. Kontraksi pun makin dekat jaraknya sekitar kurang dari setengah jam sekali. Karena ditolak, kami memutuskan istirahat di rumah tante saya (kakaknya mama) yang rumahnya ga jauh dari puskesmas tebet. Saya disuru minum madu, teh, dan segala rupa untuk menguatkan fisik saya mempersiapkan persalinan. Sampai di rumah ortu. Saya makin kesakitan menahan kontraksi. Jam 3 sore, sampai jam setengah 6 sore. Saya sudah tidak tahan. Akhirnya mama saya bilang, kita ke bidan di bend-hill aja (bendungan hilir). Bidan delima. Satu rumah ada tiga bidan. Semua keluarga namun saya lupa hubungan kekerabatan mereka seperti apa. Saya yang sudah kesakitan tentunya nurut aja. Dengan menggunakan Taxi kami kesana. Sore hari, dan hujan rintik-rintik. Ketika diperiksa, juga masih bukaan satu. Ya Allah, padahal perut sakitnya bukan main. Terus nahan sakit sambil disuapin makan dan minum sama mama supaya kuat saat melahirkan nanti. Saya juga sempat menerapkan hypnobirthing, intinya saya mencoba mungkin merileksasikan diri. Tapi sulit sekali memang. Saya kemudian tidur miring kekiri sambil memegang tempat tidur. Sampai jam setengah delapan malam saya sudah triak-triak.hiks.. saya tanyakan ke bidan ini kapan lahirannya..? kata bidan:”karena anak pertama ya bisa jadi besok pagi..atau paling cepat malam ini” | “hah?? Besok pagi?? Saya udah kesakitan luar biasa seperti ini mesti terus merasakan sakit sampai besok pagi??”

Akhirnya saya tanya bagaimana cara untuk mempercepat proses persalinan. Bidan bilang “jalan mondar-mandir” akhirnya saya bangun.. dengan dibantu mama.. dan jalan mondar-mandir..suami saya waktu itu masih diluar, mencari kurma untuk tahnik..dan makanan lain..kasian, padahal saat itu malam hari dan hujan cukup deras. Sempat lama menunggu aa kenapa belum datang juga..ternyata ban motornya qodarullah bocor.. hiks.. tapi alhamdulillah masi sempat melihat proses Khalid lahir..

Saya terus mondar mandir..tiap datang sakitnya..saya teriak sekencang-kencangnya  (ga kuuuat T_T ) sambil nangis dan memegang tiang tempat tidur..huhuhu luar biasa ibu yang akan melahirkan itu..saya pun meminta maaf kepada mama atas kesalahan yang sering saya perbuat.. Alhamdulillah mama terus mendampingi..dan saya meminta dengan sangat memang,,supaya mama terus   mendampingi..padahal dari pagi..sejak mengantar ke puskesmas tebet..mama dan aa  yang selalu mendampingi..pasti mama dan aa juga sudah capai..  😥

Terlihat juga memang mama sudah mengantuk.. saat itu pukul setengah sebelas malam..saya sendiri sudah mengantuk sangat..ingin sekali rasanya tidur..tapi gimana bisa tidur kalau kontraksinya sudah 3menit skali dan luar biasa sakit seperti itu..? saya memilih untuk nurut bidan..jalan terus mondar-mandir..akhirnya bidan nyuruh untuk cek pembukaan lagi..katanya sudah pembukaan 10.. “ikutin ptunjuk saya..” kata ibu bidan.

Waktu melahirkan Khalid saya tidur miring ke kiri.. dengan salah satu lutut ditekuk..sudah ga tahan mulesnya.. Alhamdulillah melahirkan berjalan normal ..cepat dan lancar.. Khalid pun lahir jam 11 malam.. kemudian dijahit.. saya sudah pasrah..karena sudah sangat lega tidak merasakan kontraksi yang luar biasa itu..  khalid lahir pada hari ahad, 16 syawal 1430 H / 4 Oktober 09 pukul 23.00 WIB dengan berat badan 3,4 kg – tinggi 52 cm.

Berat badan saya naik 16 kg saat kehamilan Khalid. Tapi langsung menyusut 10kg setelah melahirkan. aneh, kenapa bisa banyak amat turunnya ya? tapi untungnya masi tersisa tambahan lemak 6kg haha. Sungguh saya lega, skaligus kaget lagi. Hah?? Saya sudah punya anak?? bayi yang tidur disebelah saya  ini anak saya..? kemudian saya harus menyusui bayi?? Alhamdulillah Khalid nangis sebentar kemudian tertidur disamping saya. Perasaan saya campur aduk. Setelah Khalid lahir mama izin untuk pulang. Suami saya yang menemani. Saya pun bisa tidur juga Alhamdulillah. Masi teringat betul bagaimana perhatian Aa ke saya.. Setia menemani ketika cek kehamilan, menemani disaat kontraksi yang luar biasa itu.. menyuapi dan menemani ke kamar mandi di pagi hari setelah melahirkan..karena kalau tidak dituntun bisa-bisa saya pingsan di kamar mandi (kata ibu bidan).. iya sih memang masih lemas sekali.. dan betapa suami membantu saya dengan segala keperluan saya di kala nifas.. barakallahufik ya zaujiy.. jazakallahu khayran…

olids

Saya rasa proses melahirkan anak itu proses yang sulit terlupakan.. tapi bisa jadi terlupakan, bila tidak menuliskannya..

Betapa, baru terasa sulitnya menjadi orang tua, ketika kita sudah merasakannya… jasa-jasamu ma..pa.. tidak akan pernah bisa afra balas.. barakallahufikum.. :’)

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.’” (Al Isro’: 23)

-Afra Afifah-

31 Oktober 2013

Ke Taman Topi (lagi)~! :) Oktober 10, 2013

Posted by Afra Afifah in Lembar Kehidupan.
Tags: , ,
2 comments

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

1 September 2013. Sepulangnya dari nikahan salah satu teman kantornya Aa, kami mampir ke Taman Topi (lagi). Kalau ke Bogor ingetnya taman topi, karena tempat main yang paling dekat stasiun (udah kayak di Bogor gak ada tempat lain aja :p ). Yah liburan murah meriah. Tempat nostalgia juga. Meski hanya tempat main yang sederhana dan tidak begitu luas. Ini kali ketiga kami ke taman ini. Pertama kali ketika khalid masih belum genap setahun. Saat pertama kali kesana, setelah saya dinyatakan lulus dalam sidang skripsi. Sudah suntuk sekali. Akhirnya bisa jalan-jalan bareng keluarga.

Kesempatan kedua ketika pergi bersama aa dan anak-anak juga, beserta mama dan adik-adik. Tapi saya lupa mempublishnya di blog. Biasa, kelamaan menunda menulis T_T .

Waktu cepat berlalu ya…?

~*Afra Afifah*~

[Jam 1 dini hari, Tanah Baru, Depok]

Ke Museum Transportasi TMII~! :) Juli 31, 2012

Posted by Afra Afifah in Lembar Kehidupan.
Tags: ,
3 comments

17 Juni 2012 lalu, saya beserta anak-anak dan adik saya, Hisyam, berkesempatan untuk mengikuti acara Edu-Tour Rail untuk anak sekolah. Awalnya, saya dapat info acara tsb di Group FB “Sunni Home Schooling”, yang dipostingkan oleh mba Rieska Ummu Fauzan. Sempat bingung ikut atau tidak, karena acara ini memang diperuntukkan untuk anak-anak usia sekolah. Sedangkan Khalid dan Khansa anak saya, masing-masing baru akan menjelang 3 dan 2 tahun ^^. Alhamdulillah, ternyata mba Rieska dengan baik hati memberikan “golden” tiket khusus untuk anak-anak saya, dan anak teman saya, Yahya, yang seumuran dengan Khalid.

Acara liburan seperti inilah yang saya cari. Karena liburan tidak melulu harus ke Mall. Banyak sekali cara dan tempat liburan yang asik yang bisa dipilih untuk mengisi liburan anak-anak, salah satunya ya pergi ke museum. Akan lebih asik lagi, jika acaranya dikoordinir dengan baik, seperti acara yang kami ikuti ini.

Anak-anak dibagi per kelompok, masing-masing kelompok mempunyai pemandunya masing-masing. Kemudian anak-anak diajak berkeliling, melihat lokomotif-lokomotif uap yang dulunya memang beroperasi di Indonesia. Selain diajak melihat lokomotif, anak-anak pun diberi penjelasan tentang lokomotif tsb. Sejarahnya, digunakan untuk apa. Dan tentu saja anak-anak diizinkan mengintip ke lokomotif-lokomotif tersebut.

Termasuk yang paling seru adalah masuk ke Kereta Makan. Kamilah pengunjung pertama kereta makan tersebut, setelah kereta tersebut baru selesai di renovasi. Seru sekali. Anak-anak duduk di kereta makan tersebut. Di dalamnya tentu saja ada dapur. Dan lemari es, jaman dulu. Dengan Furniture-nya yang sebagian besar dari kayu, termasuk meja dan kursinya. Antik Sekali. Para ortu juga tidak perlu khawatir anak-anak kepanasan dalam kereta makan tersebut, karena didalamnya sudah dilengkapi dengan AC.

Dan tak kalah seru adalah acara membersihkan kereta. Anak-anak dari rumah sudah membawa kuas masing-masing. Lalu mereka diizinkan untuk membersihkan salah satu lokomotif yang terdapat di Museum Transportasi dengan menggunakan Oli. Wah, anak-anak terlihat sangat antusias sekali.

Acara ini juga diliput oleh SCTV dan Detik Travel lho 🙂

Silahkan liat liputannya di link berikut yah :

http://travel.detik.com/read/2012/06/17/131513/1943232/1025/4/ramai-tawa-riang-puluhan-anak-di-museum-transportasi

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Salam,

Afra Afifah

[Pagi Hari di Jagakarsa]

Berkunjung ke Radio RODJA November 10, 2011

Posted by Afra Afifah in Lembar Kehidupan.
Tags: ,
13 comments

Teman-teman apakah sudah tau, atau pernah dengar radio rodja..? Mungkin masih banyak yang belum tau, atau bahkan, jangan-jangan sudah mendengarnya setiap hari? Alhamdulillah kalau gt hehe.. Saya -Alhamdulillah –sudah lama tau soal Radio yang satu ini. Tepatnya waktu saya masih jadi mahasiswa n belum nikah. Dulu saya kesulitan sekali mendengarkan secara live radio ini, selain sinyalnya ga terjangkau dengan baik (ada suara tapi bunyi kresek2),  di rumah ortu saya waktu masih di Pejompongan dulu, mendengarkan via internet waktu itu juga masih susah karena masih pake alamat khusus untuk streamingnya.. Tapi Alhamdulillah sekarang radio rodja sudah banyak yang mendengarkannya..dan juga bisa didengar  via BB dan iPad 🙂

Pertama kali mendengar nama radio ini emang agak aneh sih.. ko namanya “rodja” ya 😛 dulu jujur saja, saya mikirnya nama ini kurang “populer” hehe.. Tapi setelah tahu kepanjangannya apalagi ada arti dlm bahasa arab, saya merasa nama itu sangatlah bagus masyaallah ^^

RODJA singkatan dari RadiO Dakwah Ahlussunnah WalJAmaah .  Mungkin, (mungkin) lho, diambil dr bahasa arab juga. Ada Khauf dan..? Roja : ) Wallahu a’lam ini Cuma dari pmikiran saya aja : )

khalid lari-lari ^^

masjid al-barkah

lantai 2. khusus akhwat

lantai 2. khusus akhwat

lantai 2. khusus akhwat

tempat wudhu dan wc yg bersih : )

mimbar

Tepatnya baru 2x saya berkunjung ke Radio Rodja, dulu sekali, waktu suami ngajak saya main kesana..cukup jauh dari depok memang.. waktu itu Masjid Al-Barkah masih dalam tahap pembangunan dan kami hanya melihat dari luar.. nda mampir masuk-masuk ke dalam. Kali kedua, waktu sepulang dari Garut, September kemarin, bersama keluarga suami, mamah dan bapa mertua serta adik2 ipar : ) sekalian mengantar adik ipar saya yang nge-kost dekat sana. Alhamdulillah dia sedang mendalami dien dengan dibimbing oleh asatidz yang juga biasa siaran di radio rodja. Besar harapan saya dan suami, mudah-mudahan adik kami bisa menjadi da’i yang bermanfaat untuk agama dan umat ini. Aamiin