Ketika Khalid Ikut Ayah Shalat Berjamaah di Masjid April 6, 2014
Posted by Afra Afifah in Lembar Kehidupan.Tags: Khalid Khairy
trackback
Apakah ini judul terpanjang tulisan di blog saya..? sepertinya iya : ) . Saya mau cerita soal perkembangan Khalid yang satu ini. Shalat berjamaah di masjid. Sejak Khalid belum setahun, dia ketika bulan Ramadhan sudah saya ajak ikut serta tarawih di masjid. Tapi ya namanya masi baby, Khalid anaknya ga berisik (ketika bayi), tapi ga bisa diem hehe, bahkan dari smenjak setahun. Wah ternyata sulit juga membawa anak ke Masjid ya.
Dicoba lagi terus dan terus, usia 1th, 2th, 3th dan akhirnya 4th. Ya, di usia 4th Khalid alhamdulillah baru bisa tenang mengikuti ayah shalat dan gerakan-gerakan shalat, yang tentu belum sempurna. Tapi dia sudah bisa TENANG. Bagi kami, itu kemajuan luar biasa. Karena sering juga ayah Khalid ga mau ngajak Khalid ke Masjid karena Khalid belum bisa tenang. Gak bisa diem. Lari-larian kesana-kemari. Kalau lari-lariannya di belakang shaf dan tanpa suara mungkin masih mending ya. Tapi ini Khalid kalau becanda sama teman-temannya ya sambil bersuara dan bahkan suka melewati shaf-shaf orang yang lagi shalat. Biasanya setelah itu ayahnya cemberut deh hehe.
Saya yang sedih jadinya, disatu sisi ingin membiasakan anak laki-lakinya untuk shalat berjamaah di Masjid, namun di sisi lain, sepertinya anaknya belum siap. Akhirnya kami memutuskan Khalid ga diikut sertakan dulu. Karena merasakan sendiri, gimana rasanya ketika shalat berjamaah di Masjid, mendengar suara anak-anak kecil yang berisik atau malah nangis-nangis, karena ibunya shalat. 😥
Ayah Khalid menasehati saya, kalau saya mau ke Masjid juga (ketika Ramadhan tahun lalu), anak-anak dipegang saya. Dan kalau anak-anak sudah membuat “keributan”, maka batalkan shalat saya, dan sisanya teruskan di rumah. Memang ketika Ramadhan tahun lalu, kalau diajak shalat, dan saya mulai ikut shalat berjama’ah, Khalid sudah hilang, kabur main diluar masjid sama teman-teman seusianya. Hal ini sebenarnya bikin shalat saya ga konsen juga. Karena merasakan perasaan”khalid aman ga ya diluar, dia lari-lari kemana aja ya?” , takut diambil orang dll, meski memang ada ummahat yg tidak shalat bertugas untuk menjaga anak-anak supaya tertib tidak mengganggu jama’ah. Padahal yang membawa bayi-bayi ke Masjid juga malah ga kalah kenceng tangisan bayinya. Saya terganggu. Gak konsen jadinya. Yaaa nasib ibu-ibu yang anak-anaknya masi kecil kali ya. Apalagi ketika Shalat Ied di Masjid sunnah, (lapangannya maksudnya). Wahhh saya sedih bukan main, pengennya emang shalat di tempat yang nyunnah, tapi malah banyak sekali ummahat yang bawa anak-anak dan masih kecil-kecil. Nangis berjama’ah. Ga kedengeran suara imamnya hiks2. Jadi cukup jengkel juga, kenapa anaknya ga digendong. Atau ya yaudah liat situasi gitu, kalau anaknya udah nangis tantrum yang meraung-raung ya hentikan shalatnya. Demi kemashlahatan bersama. Atau sediakan “amunisi” untk anak agar anak bisa diam anteng ketika ibunya shalat. Apakah botol berisi ASI,mainan,makanan,cemilan,dll. Seperti itu.
Kadang suka iri melihat anak seumuran Khalid, atau bahkan dibawah Khalid yang sudah bisa anteng kalau ikut shalat di Masjid. Tapi itu kan anak lain? : ) Khalid ya Khalid, anak kami tentu berbeda, dan punya karakter yang berbeda pula.
Sampai pada disuatu hari dimana ayahnya mau shalat maghrib di Masjid, lalu Khalid sangat merengek untuk ikut. Rengekannya ga seperti biasanya. Dia pengen banget. Kemudian saya bilang ke ayahnya, “yaudah ayah diajak ayah..Khalid tapi yang anteng ya..nurut sama ayah..tertib di Masjid, tidak main-main, kalau sudah shalat baru boleh main” Dan ya, Khalid diajak ikut dengan sebelumnya memakai gamis dan peci dulu 🙂
Dan surprise, ketika pulang dari Masjid (yg ga byk tmen mainnya) ayah Khalid bilang kalau Khalid sudah bisa tenang ikut shalat dari rakaat awal sampai akhir~! Masyaallah, kemajuan yang sangat bagus Khalid. Ketika Isya, diajak lagi. Begitu seterusnya, sejak hari itu. Alhamdulillah. Malah Khalid jadi sering ngingetin ayahnya “Ayah..ajan..shalat ayah..ayoo ke masjid” “ayah aa solat masjid, chacha bunda di luma”
Ya meski juga terkadang (namanya juga anak-anak) kalau ada teman yang dia kenal dan sepantaran, suka lupa lagi untuk tertib, lari-larian lagi. Trus ayahnya ngambek lagi deh 😀 hehe. Ayah bilang kalau Khalid ga bisa tertib ayah ga ajak lagi ke Masjid. Khalid ngerengek-rengek, menyesal. 😀
Jadi memang Khalid lebih sering diajak ke masjid luar komplek, karena ga ada teman-temannya ikut serta. Pernah juga ada cerita lucu, ketika dia baru saja diberikan jam tangan proyektor cars. Dia pakai ke Masjid, ehh bukannya shalat, dia malah nunjukin itu ke anak-anak kecil sepantaran dia. Anak-anak itu bilang “wow keren yah jamnya” haha. Dan, ayahnya ngambek lagi haha. “Khalid kalau ke masjid jamnya gak usah dibawa, ntar Khalid malah main bukannya shalat” >_<
alhamdulillahilladzhi bini’matihi tatimusholihat :’)
~*Afra Afifah*~
[Tugu Tanah Baru Town House, Depok]
baca juga ya ^^ :
Membawa Anak Kecil ke Masjid Saat Shalat
Bolehkah Membawa Anak Kecil Ke Masjid?
Lucu bener sii Khalid, namanya juga anak-anak. Udah bagus banget itu pergi ke Mesjid dengan keinginan sendiri. Makin besar pasti terbiasa dan bisa lebih anteng 🙂
suka deh ceritanya, suka sm khalid!! bermanfaat nih.. ditunggu ceritanya lg mba afra 😀