jump to navigation

14 Januari.. Januari 14, 2018

Posted by Afra Afifah in Lembar Kehidupan.
Tags:
add a comment

Waktu itu bunda sedang sibuk mengerjakan skripsi. Khalid baru berumur 6 bulan. Di paviliun rumah mami dan angku.. bunda berkejaran dengan waktu untuk segera menyelesaikan studi S1 bunda. Namun ada yang aneh ketika itu, karena paviliun letaknya di samping dapur..aroma masakan pun tak bisa dihindari..tapi bunda malah mual dan pusing menciumnya. Seketika itu pula bunda sadar..jangan-jangan bunda hamil lagi? karena ciri-cirinya mirip ketika bunda hamil khalid. Oh tidak.. bunda belum siap bila hal itu terjadi.

Karena skripsi belum selesai..khalid pun baru 6 bulan! Dan jiddah (nenek bunda) rahimahullah dan nenek di Garut sudah “mewanti-wanti” untuk jangan punya anak lagi dulu..hiks.

Akhirnya bunda cek dengan test pack dan hasilnya positif. La haula walaquwwata illabillah. Iya..bunda memang belum KB saat itu..hanya KB kalender. Karena ayah belum mengizinkan KB pil..IUD atau sejenis itu. Meski awalnya bunda mengira akan seperti mami yang bisa menjarak anak-anaknya (bunda dan adik-adik bunda) dengan jarak 2tahun-2tahun. Bunda kira bunda seperti Mami.  Tapi ternyata mami adalah mami..bunda adalah bunda.. meski bunda anak kandung mami..belum tentu bunda seperti mami.

Karena kondisi saat itu bunda masih skripsi dan khawatir membuat orang lain yang tahu bunda sedang hamil anak kedua, akhirnya bunda dan ayah sepakat untuk merahasiakan kehamilan yang kedua ini dari siapapun..sampai bunda dinyatakan lulus sarjana S1.

Sejujurnya bunda belum siap untuk punya anak lagi..namun takdir Allah insyaallah yang terbaik.. harapan bunda dan ayah cuma satu saat itu. Semoga anak kedua ini berjenis kelamin perempuan.

Ketika pertama kali periksa kehamilan di RS Mitra Keluarga Depok..ternyata kehamilan bunda sudah berjalan 11 minggu.

Alhamdulillah..setelah melewati sidang skripsi..barulah bunda dan ayah menberitahukan kepada keluarga. Dan harapan ayah bunda pun terkabul..anak yang bunda kandung adalah anak perempuan! Kabar itu juga menjadi pelipur lara bunda.

Dan waktu persalinan pun tiba.. ketika itu sekitar jam 10 pagi bunda merasakan mules. Sepertinya sudah waktunya pikir bunda. Mules pun bertambah sering meski bunda belum merasakan sakit yang teramat dahsyat.

Akhirnya ketika sudah tidak kuat berjalan mondar-mandir di rumah mami. Bunda pergi beserta mami dan ayah dengan menggunakan taksi ke Bidan Hartati di Jl Haji Montong Jagakarsa. Ketika dicek.. Masyaallah..sudah bukaan 7katanya. Betapa senang hati bunda.. karena itu berarti anak bunda akan segera lahir..

Waktu itu sekitar pukul setengah enam sore.. kata ibu bidan yang ramah dan murah senyum itu..paling lama bunda akan melahirkan sekitar pukul 7 atau jam setengah 8 malam. Namun ketika kontraksi semakin kencang..dan waktu sudah melewati pukul 7.. bayi bunda belum lahir juga..

Akhirnya bunda tanya ibu Bidan..bagaimana biar cepat lahir..? bunda disuru jalan lagi mondar mandir.. sudah lewat jam 10malam belum lahir juga..subhanallah..sungguh bunda sudah sangat letih dan mengantuk.

Sampai akhirnya bunda ingin bangun dari tempat tidur persalinan dan duduk miring ke kiri..ketika itu pula rasa mules yang dahsyat datang lagi..

Akhirnya ibu Bidan inisiatif untuk merubah posisi melahirkan..dari tiduran menjadi duduk..ayah berada dibelakang bunda..memegang dan menahan tangan bunda. Ayah dan mami memang yang selalu setia menemani.

Tak lama kemudian anak kedua bunda pun lahir..dan lucunya ketika kepalanya baru muncul..bunda masih sempat-sempatnya bertanya.. rambut bayinya ada banyak ga bu?

Karena aa khalid rambutnya sedikit. Bunda pun senang ketika tahu bahwa rambut bayinya banyak.

Alhamdulillah..lega rasanya..anak perempuan bunda pun lahir pukul 11malam..jam lahirnya pun sama percis dengan jam lahir khalid. Rupanya yang membuat lama karena khansa terlilit tali pusar, yang tadinya diperkirakan lahir pukul sekitar pukul 7malam malah pukul 11malam. Karena terlilit itu pula khansa lahir dengan kondisi aga membiru..namun alhamdulillah tidak lama kemudian sudah normal kembali..setelah IMD.

Bayi bunda pun lahir dengan berat 3.1kg dengan panjang 47cm. Saking lelahnya bunda..ketika ingin pindah dari ruang bersalin ke ruang rawat inap..tidak lama berjalan..bunda pingsan. Benar-benar tidak sadarkan diri. Seperti tidur pulas dalam waktu singkat. Wajah bunda pun ditepuk-tepuk pelan oleh bu bidan untuk membangunkan bunda supaya bangkit dan berjalan sedikit lagi menuju tempat tidur.

Alhamdulillah bunda kini punya bayi perempuan yang cantik bernama Khansa Kazhima! 🙂

 

 

 

 

Universitas Kehidupan Januari 28, 2017

Posted by Afra Afifah in Afra Punya Opini.
Tags:
1 comment so far

Dalam hidup ini, sejak lahir, manusia sejatinya adalah makhluk pembelajar.  Ilmu…semakin dicari, sampai akhirnya nanti kita menghembuskan nafas terakhir semakin kita menyadari bahwa ilmu yang kita punya hanyalah setetes air dari luasnya samudera ilmu. Menyadari bahwa begitu dalam dan luasnya samudera ilmu, serta sedikitnya waktu yang kita miliki, pada kenyatannya kita tidak akan sanggup menguasai seluruh bidang ilmu. Tidak akan bisa…tidak akan mampu..

Bukankah orang yang hebat itu dilihat dari keahliannya terhadap suatu bidang ilmu..? Mereka yang mahir dan berkompeten dalam bidang ilmu yang digelutinya.. Mereka yang fokus pada bidangnya masing-masing..bukan orang yang dengan banyak menguasai berbagai ilmu..? Karena semakin banyak ilmu yang (katanya) dikuasai..bukankah semakin menunjukkan bahwa ia tidak semahir orang yang expert dalam satu bidang yang ia geluti..?

Semua bidang ilmu..? Bisakah..? Apa hanya “mahir dipermukaan saja”? Orang yang menggeluti suatu bidang ilmu saja..dan dikatakan mahir, sejatinya ia juga belum dapat menggali semua ilmu yang selama ini ia geluti..

Begitu pula saya…Ah, apalah saya ini.. hanya manusia yang penuh dosa yang masih terseok-seok dalam memperbaiki diri dan keluarga.. Saya memang tidak berminat dalam bidang akademis untuk meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi (S2/S3). Tapi dari dulu, saya ingin sekali memperdalam ilmu agama, selain ilmu parenting, bisnis, atau keterampilan-keterampilan lain yang saya berminat didalamnya seperti berenang, memanah, berkuda. Bukankah hidup terlalu berharga untuk kita habiskan pada hal-hal yang tidak kita minati.. untuk hal-hal yang kita tidak mahir didalamnya.. untuk fokus pada kekurangan kita terus-menerus..? Bukankah sudah saatnya kita fokus saja pada kelebihan-kelebihan kita..pada hal-hal yang kita minati.. pada hal-hal yang membuat “hidup kita lebih hidup?”

Ilmu agama, adalah ilmu terpenting dalam kehidupan kita di dunia ini. Ilmu utama sebagai bekal kita untuk kehidupan selanjutnya, kehidupan kekal, di negeri akhirat nanti. Satu-satunya ilmu yang membawa banyak manfaat, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk keluarga, orang tua, suami, anak-anak, dan masyarakat luas. Karena semua hal dalam kehidupan di dunia ini, sudah diatur dalam ilmu agama. Mendidik anak, berbakti kepada orang tua, akhlaq yang baik, adab terhadap tetangga, bahkan sampai urusan di dalam kamar mandi pun diatur dalam agama Islam.

Selagi masih diberi kesempatan hidup di dunia, mudah-mudahan saya tidak menyia-nyiakan waktu saya dengan menekuni hal-hal yang tidak bermanfaat. Sayangnya, tidak ada hal yang mudah. Tidak ada cita-cita..impian yang dicapai dengan mudah. Semua butuh perjuangan. Seperti halnya menuntut ilmu agama dengan status saya sekarang yang sudah menjadi ibu tiga anak yang masih kecil-kecil. Sebagian besar waktu saya habiskan di rumah dengan mengurus suami, anak-anak, memikirkan pendidikan mereka, bisnis, dan lain-lain… lantas bagaimana cita-cita saya itu..?

Sudah pasti saya butuh usaha lebih untuk mencapainya. Benar adanya, selagi belum menikah, belum punya anak, pergunakanlah waktumu sebaik mungkin untuk menuntut ilmu. Karena memang faktanya, dengan kondisi sekarang menuntut saya harus benar-benar bisa membagi waktu, menjaga kesehatan, juga menjaga perasaan supaya keinginan saya tercapai untuk bisa memperdalam lagi menuntut ilmu agama. Tentu saja saya perlu ridho dan izin dari suami dalam menjalankanya. Tidak hanya itu, dukungan penuh dari suami juga saya butuhkan untuk menjalankanya. Karena walau bagaimanapun dengan status saya sekarang yang sudah menjadi istri dari suami saya dan Ibu dari anak-anak saya. Kewajiban saya yang utama adalah mengurus keluarga dengan baik. Bukankah untuk puasa Sunnah saja seorang istri harus minta izin suaminya terlebih dahulu…? Kalau suami tidak mengizinkan, ya tidak bisa kita kerjakan. Tapi saya yakin, bila ada keinginan, disitu ada jalan. Mudah-mudahan saya bisa merealisasikannya, tidak hanya terbatas pada tulisan ini saja.

Saya juga menyadari bahwa selain saya harus banyak bersabar menjalaninya, step by step. Dan terutama keyakinan dan kepercayaan diri saya sendiri bahwa saya bisa menjalankannya. No excuse. Keyakinan dan kepercayaan kepada diri sendiri menurut saya hal yang paling harus saya tekankan disini. Karena ketika menyadari diri ini sudah tidak bisa sebebas dulu, pergi kesana kemari dalam menuntut ilmu. Lelah mengurus rumah, suami, anak-anak, sering kali membuat diri jadi ragu, malas, dan takut melangkah maju. Apakah saya akan berhasil..? Apakah saya bisa istiqomah dalam menjalankannya..?

tidak-ada-sesuatu-yang-langsung-mudah

Mudah-mudahan dengan banyaknya dukungan dari orang-orang tercinta, saya bisa mencapai cita-cita saya untuk memperdalam ilmu agama lagi. Allahul Musta’an.

Afra Afifah_NHW#1

Apa yang paling berharga di dunia ini? April 27, 2016

Posted by Afra Afifah in Lembar Kehidupan.
2 comments

Malam ini saya terbangun dari pukul 11 malam. Mau tidur tapi berasa segar. Hari yang melelahkan, tapi saya bahagia. Mencuci baju, menjemur pakaian, mencuci piring, menyapu, ngepel, memandikan bayi, menyusui bayi, beres-beres rumah, jualan online, packing, membacakan buku untuk anak, murojaah hafalan anak-anak, melarang anak nonton youtube dan bermain HP. Ngobrol sama suami via WhatsApp. Saya merasakan lebih bebas dan bahagia tanpa asisten. Lebih lelah? Iya, tapi, sekali lagi, saya merasa lebih bebas dan bahagia.

masjid-senja

Akhir-akhir ini saya sering merasakan “flash back” masa kecil saya sampai saat ini. Betapa kini saya menyadari bahwa saya tidak muda lagi. Anak sudah 3. Betapa saya sedang merindukan saat-saat berharga bersama mama, papa, dan adik-adik. Namun kami sekarang sudah tumbuh dewasa, saya sudah tinggal bersama dengan suami dan anak-anak tercinta di Depok. Dida tinggal bersama suami dan anak-anaknya di Bekasi. Sausan tinggal nun jauh di Balikpapan bersama suaminya dan sedang menanti kehadiran buah hatinya yang pertama. Fariha dan Hisyam kuliah jauh di Jogja. Sedang di rumah ortu, tinggal si bungsu Rayyan yang masih SMA bersama mama papa.

Sepi…

Anak sulung kami pun, Khalid, semakin besar. Tahun ajaran baru ini dia akan masuk SD 🙂 . Betapa -benar- waktu cepat berputar. Mama dan Papa semakin menua.

Sedih…

Waktu kita hanya sebentar. Apakah yang paling berharga..? yang paling berharga di dunia ini adalah bila kita bersama-sama membangun ketaatan kita kepada Allah. Supaya dalam waktu kita yang sebentar ini, bisa kita gunakan sebaik-baiknya supaya kita semua bisa berkumpul kembali bersama-sama di Surga Allah dengan orang-orang yang kita cintai.
Sungguh saya sayang mama, papa, suami, adik-adik, mertua, anak-anakku..

~*Afra Afifah*~
[Tugu Tanah Baru Town House, 27 April 2016]

Dan Akhirnya Akupun Mengerti… April 12, 2016

Posted by Afra Afifah in Uncategorized.
Tags:
add a comment

Ilalang-Senja

Syaikh Ali Mustafa Tanthawi -rahimahullah- berkata:
“Di awal usiaku, aku hidup bersama kedua orang tuaku, saat itu aku mengira bahwa aku takkan sanggup berpisah dan menjalani hidup tanpa mereka. Lalu keduanya meninggal dunia…

Kemudian aku hidup bersama saudara-saudaraku, aku kembali mengira bahwa aku takkan sanggup berpisah dengan mereka. Lalu merekapun menikah, semua membentuk keluarga dan pergi menjalani hidup masing-masing…

Begitu juga aku…

Akupun menikah dan dikaruniai putra dan putri. (Kembali) aku menyangka bahwa aku takkan sanggup berpisah dengan mereka. Lalu semuanya menikah, membentuk keluarga dan pergi menjalani hidup masing-masing…

Maka akupun mengerti bahwa takkan ada yang tersisa (menemani perjalanan hidup) seseorang kecuali Rabbnya…

Maka semua hubungan akan terputus kecuali hubunganmu dengan Rabb semesta alam, seluruh hubungan akan terputus kecuali hubunganmu dengan Rabb semesta alam, semua hubungan akan terputus kecuali hubunganmu dengan Rabb semesta alam”

~*Ustadz Aan Chandra Thalib*~

[pict by google]

Di Penghujung November 2015 November 30, 2015

Posted by Afra Afifah in Lembar Kehidupan.
add a comment

Sebenarnya, selalu ada banyak peristiwa yang ingin saya tuliskan. Namun memang kesempatan itu hanya bisa dilakukan ketika suami dan anak-anak telah tidur. Yaitu malam hari atau menjelang subuh. Namun apa daya, pada jam-jam segitu saya pun juga sudah lelah. Akibatnya, yang ingin dituliskan hanya tertahan di pikiran ini sendiri.

nov

Seperti malam ini, rasanya ingin menulis banyak. Tapi apa daya. Sebenarnya saya sedih, saya mencintai bulan November, namun begitulah waktu, cepat sekali berlalu, dalam hitungan menit, Desember akan datang.

Hal yang membahagiakan malam ini adalah saya bisa menyapa suami tercinta yang sedang kerja lembur di kantor. Dan dirinya membalas sapaan saya. Seandainya dia tau, betapa saya mencintainya 🙂

 

 

 

Kekurangan Kalsium Saat Hamil November 27, 2015

Posted by Afra Afifah in Lembar Kehidupan.
add a comment

Ada satu hal lagi yang saya alami pada kehamilan anak ke-3 ini, kekurangan kalsium!. Subhanallah ^^ padahal kehamilan pertama dan kedua saya tidak mengalaminya. Apakah tandanya..?

keep-calm-and-go-to-dentist-5

 

Tandanya yaitu tambalan gigi permanen di graham saya lepas. Cukup terkejut saya tentu saja. Tiba-tiba saja merasakan ada yg berbeda, kenapa ya.. setelah dicek, tambalan di gigi graham kiri sudah hilang. Untunglah saya segera ke dokter gigi untuk menambalnya kembali. Dan ternyata selang seminggu setelah gigi graham kiri ditambal kembali, tambalan di gigi kanan pun bermasalah. Waduh! Tidak ingin merasakan sakit gigi ketika hamil, maka saya  segera ke dokter gigi kembali untuk menambalnya.

Ternyata benar, dokter gigi dan dokter kandungan menyatakan hal yang sama, kemungkinan saya kekurangan kalsium. Alhamdulillah’alakullihal.

Saat ini sudah akhir november dan HPL-nya pertengahan januari 2016 (insyaallah). Semoga saya makin diberi kekuatan dan kesabaran dalam menjalani masa kehamilan ini 🙂

Kram Kaki Saat Hamil September 30, 2015

Posted by Afra Afifah in Lembar Kehidupan.
Tags:
3 comments

Setelah sekian lama tidak merasakan kram pada kaki, akhirnya saya merasakannya kembali di bulan ke-5 kehamilan ini. Subhanallah, memasuki bulan keempat saya mengalami gatal-gatal (karena hormonal) namun alhamdulillah makin berkurang menjelang bulan ke-5. Dan di bulan ke-5 ini “akhirnya” kram kaki datang lagi. Pertama kali mengalami kram kaki ini ketika suami tidak ada di rumah. Sedang asik-asiknya tidur tiba-tiba betis kaki sebelah kanan sakitnya luar biasa, sampai saya terbangun dari tidur karena kesakitan, Di luruskan sakit..di tarik juga sakit, plus lagi tidak ada suami. Hiks..
Anehnya, biasanya setelah kram, kaki akan normal lagi seperti biasa. Tapi tidak kali ini, dihari ketiga setelah kaki saya kram, malah saya jadi kayak orang pincang kalau habis bangun tidur. Susah jalan. Tapi agak siangan keatas, kondisi kaki mendingan. Sampai akhirnya suami menyuruh kaki saya diurut saja.

Benar saja, setelah diurut oleh ummu Ruqoyyah, masyaallah..sakit sekali..dan katanya otot betis saya “meringkel” klo istilahnya orang bilang.. sakit sekali ketika “dibenarkan” tapi alhamdulillah setelahnya sudah enak, malah sembuh..

Tapi ternyata kram kaki (di tempat yang sama pula) datang lagi beberapa kali, kalau sudah “datang” saya sampai sulit tertidur lagi. Namun alhamdulillah ga sampai pincang dan kaki bisa normal kembali.

Saya jadi teringat beberapa tahun silam, dan memang benar, ketika hamil memang kaki saya jadi sering kram. Alhamdulillah’alakullihal. Beginilah ibu hamil, adaaa saja yang dialami 🙂

~*Afra Afifah*~
[Tugu Tanah Baru Town House , Di Penghujung September 2015]

Ibu Hamil dan Gatal-Gatal Agustus 16, 2015

Posted by Afra Afifah in Lembar Kehidupan.
Tags:
3 comments

Memang benar kata orang, kehamilan anak yang satu dengan anak yang lain tidak bisa disamakan. Alhamdulillah setelah melewati trimester pertama penuh dengan rasa menahan eneg+mual dan muntah..akhirnya masa itu terlewati..dan kehamilan sekarang sudah 16weeks + eneg dan mualnya sudah jauh berkurang (atau malah sudah tidak muncul sama sekali..) namun yang sekarang saya hadapi adalah gatal-gatal hampir di seluruh tubuh.

Saya sendiri memang mempunyai alergi, yaitu alergi kontak dengan detergen, jadi istilahnya “bye-bye mencuci manual pakai tangan” namun alhamdulillah, suami sangat bersedia untuk membantu mencuci apa-apa yang saya tidak bisa melakukannya..mencuci abaya saya..sepatu saya.. (barakallahufik zaujiy 🙂 ) dokter kulit sendiri sudah menyatakan kepada saya kalau mencuci piring misalnya, gunakanlah sarung tangan plastik, supaya tidak kena sabun. Ya, sudah dilakukan meski seringnya tidak, karena seringnya merasa repot kalau harus pakai sarung tangan dulu dan suka berasa tidak nyaman, selama tangan ini lagi ga kambuh alerginya. Karena kalau sedang kambuh, otomatis mencuci piring pun di handle suami, karena tangan saya bisa sangat kering, karena kering jadinya kulit gatal dan pecah-pecah..oh perih sekali rasanya..

Tapi anehnya, saya juga ga bisa pegang jeruk nipis peras secara langsung, ya mungkin alergi juga kalau harus dipegang dengan tangan secara langsung. Biasanya tangan ini langsung gatal-gatal dan perih. Begitu juga ketika makan nasi padang dengan menggunakan tangan (bukan sendok), wuih..rasanya gatal sekali tangan ini..entah alergi apa dengan nasi padang itu..kemungkinan kuah santannya mungkin? karena kalau pegang ayam bakar atau rendang ya biasa-biasa saja..

Begitulah..sampai ketika mudik setelah lebaran kemarin di garut, saya merasakan gatal-gatal di punggung tangan sebelah kiri. Bingung, kenapakah, karena yang sering kena alergi justru tangan kanan dan dibagian telapak serta jari-jari tangan kanan, bukan di tangan kiri, apalagi dipunggungnya. Itu yang saya ingat awal mulanya. Sampai kembali ke Depok, saya menyadari kalau gatal-gatalnya semakin menjalar ke lengan, kaki, leher dan bahkan ke wajah. Subhanallah, sampai luka-luka lecet dan hitam-hitam karena saking gatalnya dan saya tidak tahan untuk tidak menggaruknya! Meski kalau frekuensi gatalnya sedang berkurang, yang gatal-gatal tersebut dan hitam-hitam akan menghilang dengan sendirinya. Cukup mengganggu aktifitas memang. Saya rasakan juga salah satu pemicunya adalah udara yang panas, jadi saya tidak boleh gerah atau berkeringat. Kalau gerah, duh gatalnya.

Saking terganggunya, saya browsing “kehamilan dan gatal-gatal” saya baca di beberapa artikel dan forum-forum ibu-ibu di internet, oh ternyata memang ada sebagian ibu-ibu yang mengalami hal ini. Ya..memang sudah dari “sananya” …”bawaan bayi” kalau kebanyakan orang awam bilang.. pengaruh hormon.

Karena ketika hamil Khalid dan Khansa saya tidak merasakan gatal-gatal seperti ini. Jadi hal ini merupakan pengalaman yang baru bagi saya. Masyaallah ya,benar-benar tiap kehamilan itu unik. Semoga Allah menjadikan anak yang saya kandung menjadi anak yang shalih/shalihah… dan proses melahirkan nanti berjalan dengan lancar..semua sehat dan selamat.. aamiin

Pasca Kuret Juli 31, 2015

Posted by Afra Afifah in Lembar Kehidupan.
Tags:
5 comments

1 Juni 2015, saya gunakan test pack kembali, dan hasilnya positif hamil. Cepat sekali, pikir saya. Jadi setelah di kuret, saya haid sekali, kemudian langsung hamil lagi. Alhamdulillah. Meski kehamilan yang ini..mmm bagaimana ya harus mendeskripsikannya…? Keinginan punya anak lagi tetap ada, tapi gak “ngarep” banget seperti awal tahun ini yang tidak lama saya lepas IUD dan dinyatakan hamil. Intinya tetap berharap, tapi biasa aja..dijalani aja. Karena saya khawatir kejadian yang lalu (Kehamilan Kosong) berulang. Sebab memang tidak menutup kemungkinan bila kejadian yang sama terulang kembali, tetangga dan teman saya ada yang mengalami dua kali BO.

hand

Saya juga tetap tenang dan tidak terburu-buru untuk memeriksakan kehamilan ke dokter. Sekali lagi, berbeda dengan kejadian sebelum dikuret, setelah melihat test pack positif hamil, saya dan suami buru-buru untuk memeriksakan kehamilan ke dokter. Begitu juga untuk pemeriksaan selanjutnya. Namun tidak untuk yang sekarang, saya dan suami sepakat untuk menunggu dulu, toh vitamin kehamilan dari dokter masih ada persediaan.

Setelah dirasa cukup waktu untuk memeriksakan kehamilan, saya dan suami kembali lagi ke dokter kandungan “langganan” kami, di RS.Mitra Keluarga Depok. Sejak hamil Khalid, kemudian Khansa, kami rutin memeriksakannya ke dokter Sofani Munzila. Satu-satunya dokter kandungan yang memakai jilbab di RS. Mitra Keluarga Depok 🙂

Ketika datang dan mengabarkan saya hamil lagi, saya , suami dan dokternya semuanya tersenyum. Karena sebenarnya dr.Sofani menyarankan “kosong” dulu setidaknya 3bulan. Tapi, saya..setelah kuret,haid, langsung hamil lagi. Hehe. Suami bertanya ke dokter:”gapapa ya dok?” dr.Sofani menjawab “iya gpp” sambil tersenyum. Dan kabar bahagianya setelah dilakukan USG adalah..dalam kandungan saya kini sudah ada janinnya dan detak jantungnya. Perkiraan kehamilan sudah 6 minggu. Alhamdulillah ^^

Pemeriksaan kedua belum kami lakukan, mungkin dalam waktu dekat ini, insyaallah. Satu hal lagi yang menjadi kesamaan dalam kehamilan pertama dan kedua adalah saya lupa HPHT untuk menentukan HPL. Kenapa lupa? padahal kehamilan sebelum dikuret saya betul-betul belajar dari kehamilan Khalid dan Khansa yang lupa HPHT, jadi saya mencoba untuk berusaha mengingat HPHT. Ya itu tadi penyebabnya, saya tidak menyangka akan hamil lagi secepat ini. Jadi merasa, bila dikasih lagi sama Allah, alhamdulillah.. bila belum ya bersabar dulu..tapi masyaallah..cepat dikasih lagi..

Karena sedang hamil muda..jadinya badan sering terasa lemas..apalagi kalau sedang datang eneg+mual dan mau muntahnya..nyerah deh saya..harus rehat dulu.. ^^ alhamdulillah’alakullihal.. bismillah..dijalani aja insyaallah.. mudah-mudahan kehamilan ketiga ini ibu dan bayi sehat terus..dan lahir dengan sehat..selamat..baik ibu dan bayinya..semoga anak dalam kandungan saya menjadi anak yang shalih/shalihah..aamiin

~*Afra Afifah*~

[Tanah Baru, di Penghujung Juli]

Kehamilan Kosong April 22, 2015

Posted by Afra Afifah in Lembar Kehidupan.
Tags:
4 comments

Banyak peristiwa yang saya alami beberapa bulan terakhir ini, yang sayang kalau dilewatkan begitu saja. Seperti di awal tahun 2015 ini, tepatnya pertengahan januari kemarin, saya lepas IUD yang dipasang setelah saya kembali haid saat Khansa berusia 9 bulan. Memang berbeda pada saat setelah melahirkan Khalid, saya langsung dapat haid kembali setelah selesai nifas. Waktu masih punya anak satu, saya dan suami tidak berminat untuk KB, tapi tetap berupaya untuk menjaga jarak umur anak, tapi ternyata Qodarullah, saat Khalid usia 6 bulan, saya sudah hamil lagi.

Berawal dari situ akhirnya setelah Khansa kami memutuskan untuk KB, untuk menjaga jarak usia anak, yang awalnya kami ingin minimal berjarak 2tahun. Karena saya ada varises, jadi saya tidak disarankan oleh dokter dan bidan untuk KB hormonal (minum pil atau suntik), jadi hanya bisa menggunakan IUD. Akhirnya mau tidak mau, pasang IUD.

Alhamdulillah, pertengahan januari lepas IUD, di bulan Februari saya langsung hamil. Saya tidak mengalami morning sickness, tapi “night sickness”, ketika malam badan sudah lemas, kepala pusing, inginnya ya langsung tidur saja, istirahat. Senang sekali rasanya, karena saya pribadi sudah ingin punya anak lagi. Karena jujur saja awalnya sempat khawatir, Allah tidak ridho kalau kami punya anak lagi. Melihat ada beberapa teman yang juga sudah punya anak dua tapi belum dikaruniai anak lagi meski mereka ingin. Semua tidak lepas dari takdir Allah.

Akhir Februari di cek di RS Mitra Keluarga untuk USG pertama kali, belum terlihat kantong hamil, meski sudah ada penebalan dinding rahim yang artinya insyaallah benar, saya positif hamil. Namun qodarullah, ketika USG kedua sekitar pertengahan Maret, dokter Sofani mengatakan kalau berdasarkan hasil USG, usia kandungan saya sudah 6 minggu, tapi kalau berdasarkan HPHT usia kandungan saya sebenarnya sudah 9minggu, jauh sekali jaraknya. Kemudian dokter mengatakan lagi bahwa ada dua kemungkinan, kemungkinan pertama, saya Blighted Ovum (Kehamilan Kosong) atau kemungkinan kedua, saya lupa HPHT-nya. Dokter bilang mudah-mudahan yang kedua. Tapi, justru saya yakin sekali HPHTnya benar, karena anak ketiga ini memang sudah saya nantikan. Tidak seperti ketika hamil Khalid dan Khansa dulu yang belum ada pengalaman, dan saya memang tidak pernah mencatat atau ingat HPHT saya. Cukup tersentak saya mendengarnya, meski berusaha tetap tenang. Setelah keluar dari ruangan dokter, saya langsung browsing mengenai BO tsb dari HP. Melihat info yang saya dapat dari internet dan foto kondisi kehamilan BO, entah mengapa saya yakin dokter benar, kalau saya BO. Sedih? tentu saja, karena ada harapan disana. Tapi ya, sedih yang biasa-biasa saja, sewajarnya saja. Karena saya tau semuanya sudah takdir Allah kalau memang benar BO.

Sepekan setelah USG kedua, tepatnya hari sabtu siang,  qodarullah saya keluar flek, tapi ini sepertinya bukan flek lagi, namun seperti darah haid, kaget sekali saya dan suami, meski jumlahnya tidak banyak, tapi jelas berwarna merah dan keluar terus. Anehnya, saya tidak sakit perut. Makanya masih bertanya-tanya. Apa yang terjadi. Karena sudah siang dan sepertinya tidak mungkin dapat antrian di RS dan karena ada hal lain, hari senin pagi akhirnya kami baru ke RS Mitra Keluarga Depok. Dalam perjalanan menuju RS, saya merasakan sudah seperti haid, ko rasanya makin banyak yang keluar. Akhirnya di USG lagi dan ya, benar saya BO. Kondisi kantong hamil sudah mengalami kerusakan. Setelah di USG kemudian dokter memberikan opsi, apakah dibersihkan dengan menggunakan obat , ataukah di kuret. Kalau menggunakan obat, pasien akan merasakan kontraksi yang kurang lebih sama seperti proses melahirkan, dan itu membutuhkan waktu 1-3 hari atau lebih, dan hasilnya belum tentu bersih 100% . Atau dikuret, yang insyaallah langsung bersih. Tanpa pikir panjang, saya dan suami memilih di kuret. Karena saya sendiri juga bingung kalau saya minum obat dan suami sedang kerja. Siapa yang akan menolong saya ketika saya kesakitan saat kontraksi, dan gimana ketika darah mengalir terus. Belum lagi hasil minum obat masih 50:50. Hari itu juga saya dikuret, suami izin tidak masuk kerja untuk mengurus dan menunggui saya di Rumah Sakit.

11049111_10206102808347439_2162513092229494626_n

Khalid yang sedang sekolah diminta suami dijemput oleh adik ipar. Sedang Khansa bersama saya dan suami di RS. Menunggu dari sebelum dzuhur, dari di cek dengan alat rekam jantung. Cek darah (sudah lama sekali saya tidak disuntik dan diambil darah) , ketika perawat mencari nadi saya saya pikir akan mudah, karena saya sendiri bisa melihat dengan jelas, tapi ternyata saya sok tau hehe. Justru pembuluh darah saya tipis sekali meski akhirnya tetap bisa diambil darah, alhamdulillah. Setelah diambil darah dan tentu saja dalam kondisi puasa, kami ke lantai dua, ruang tindakan, ruang melahirkan normal sepertinya, atau memang ruang kuret? entahlah saya kurang memperhatikan ruangan yang lantainya hijau itu.
11033869_10206102647543419_5337698478200998860_n
Dari siang sampai sekitar setengah lima sore, baru mulai dikuret. Saya dibius total, alhamdulillah tidak merasakan sakit apa-apa, hanya merasakan  sakitnya jarum yang berisi obat yang di tempelkan diatas pergelangan tangan kiri saya, sungguh tidak nyaman. Bahkan baru kali itu pula saya diberi alat rekam jantung, seperti yang biasa saya lihat di Film dan dihidung saya ditempeli selang oksigen. Ya, jujur saja, sakit itu memang tidak enak. Nikmat sehat adalah nikmat yang sering kita lupakan, padahal sangat mahal harganya.

Sekitar ba’da maghrib saya terbangun, dengan sebelumnya suami saya dan perawat mencoba membangunkan saya. Alhamdulillah sudah selesai, kata suami saya. Dan saat itu yang saya inginkan adalah makan. Ya, saya langsung puasa ketika memutuskan untuk kuret (karena sebelumnya tidak ada rencana untuk dikuret pada hari itu). Tidak berapa lama kemudian makanan khas rumah sakit datang, jangan bayangkan rasanya dengan masakan restoran. Karena saya lapar jadinya saya habiskan semuanya hehe. Kecuali ada minuman berwarna merah, sepertinya jus semangka, Tapi saya tidak minat, bayangkan kalau supnya saja hambar gimana minumannya 😀

11182315_10206102660383740_4791139459690731076_n

Saya makan sendiri karena suami sibuk mengurus administrasi rumah sakit, sampai setelah suami shalat isya dan menunggu proses administrasi selesai. Sekitar jam 8 lewat kami pulang, dengan kondisi saya yang masih lemas. Lemas sekali sampai-sampai saya terus berpegangan suami saya karena takut jatuh. Anak-anak sejak sore sudah diungsikan ke rumah kakek-neneknya. Sampai rumah sekitar pukul 9 malam. Kemudian saya mandi, sholat, dan kembali tidur. Alhamdulillah’alakullihal. Belum rejekinya :’)

11174922_10206102673904078_7574708474836307663_n