Ke Kawah Kamojang~! :) September 23, 2010
Posted by Afra Afifah in Lembar Kehidupan.Tags: catatan perjalanan
trackback
Tanpa perencanaan sebelumnya, setelah dari kampung sampireun, aa langsung mengajakku ke kawah kamojang! Karena ke kampung sampireun hanya survey sebentar, aa pun menanyakan kepada satpam kampung sampireun tempat wisata terdekat, yang tak lain adalah kawah kamojang. Gak deket-deket amat sih..karena perjalanan dari kampung sampireun ke kawah kamojang ditempuh bisa skitar stengah jam, atau bahkan lebih.
pemandangan menuju kawah kamojang, subhanallah..
Perjalanan pun rata-rata menanjak. Saya sarankan bagi yang berkendaraan bermotor untuk tidak membawa bayi dan balitanya, karena pertama, kita tidak tau kondisi cuaca disana seperti apa, bisa saja dibagian utara turun hujan, lalu dibagian selatan tidak, seperti hujan lokal gitu, maklum daerahnya tinggi sekali, kali ini saya gak lebay ko. Slain itu, tanjakan maupun turunannya juga lumayan curam, dan tanjakannya panjang (jauh gitu) bagi kendaraan yang ga kuat nanjak, harap berhati-hati.
[bukan papan selamat datang di kawah kamojang, karena jalanan masih mulus beraspal 😛 ]
[ini jalan nyeremin banget deh, mungkin kcuramannya hampir 45 drajat, hanya saja saya bukan fotografer profesional, jadi jalanan terlihat biasa saja, pdahal byk motor2 yang berhenti atau bahkan ga kuat nanjak lg, jd mesti ditolongin org2 disana, bahkan tak jarang, byk penumpang motor yang harus rela turun dr motor untk jalan mnanjak loh.. tapi tenang, ini jalan bukan mnuju kawah kamojang tp ke majalaya, aa dan saya salah jalan(keterusan) jd tibalah di jalan horor ini :p ]
Satu hal lagi yang membuat saya tidak menyarankan untuk membawa bayi dan balita ktika berkendara dengan motor ke kawah kamojang adalah, di areal mnuju kawah (kalau tidak salah dari papan tulisan “selamat datang di kawah kamojang”, sampai tempat penjualan tiket dan seterusnya, jalanan disana penuh ‘bertabur’ batu kali yang cukup besar-besar, mungkin skitar segenggam atau dua genggaman tangan orang dewasa. Dan batu-batu tersebut digunakan untuk menutup tanah, alias ga di aspal lagi..oalaahhhh..udah licin, batu-batunya segede gitu, makin berbahaya toh bagi pengendara motor??khawatir terpleset atau hal-hal lain lah, apalagi jalanan juga tidak datar-datar saja, tapi menurun dan menanjak..kbayangkan gimana harus berhati-hatinya bagi para pengendara motor? Fiuuuuh..kenapa tu jalan ga di aspal skalian sih ya.. (–_–)
[kalau mendekati gerbang ini, kamu akan ngerasa disana lagi hujan gerimis, padahal air-air tsb berasal dari skitar sini, entah darimana asalnya]
[eits, jangan coba-coba berenang disini yaa
]
Anyway, bagaimana pun meski ga se-asyik di kawah putih ciwidey, tapi ke kawah kamojang juga memberikan kesan tersendiri. Sesampainya di tempat parkir, aku bilang aku lapar dan mau makan dulu, Aa pun mengajakku ke warung-warung yang ada di skitar tempat parkir. Kami memesan mie pake telor, hmm yummy.. dingin-dingin makan mie telor 😀 setelah selesai makan dan istirahat sebentar, kami pun berjalan kaki menuju kawah, disana dari kejauhan saja sudah terdengar suara berisik uap yang keluar dari perut bumi, entah perut ataukah lambung bumi 😛 yang jelas, ada uap kencang yang berbunyi nyaring (seperti bunyi uap ktika air yang kita masak sudah mendidih) yang menyemprot dari dalam tanah.
si bapak yang memasukkan sebilah bambu (–_–)
Saya tak tahan dengan bunyinya, nyaring, dan sangat mengganggu pendengaran. Makanya saya heran kenapa orang-orang ko bisa tahan mendekati uap tersebut dan bahkan “bermain2” dengannya. Seperti seorang bapak lanjut usia yang memasukkan sebilah bamboo ke dalam uap tersebut, padahal tekanan uap tersebut cukup tinggi loh.., jadilah bapak tsb menahan sebilah bamboo tsb dengan tenaganya, dan bunyi uap pun terdengar berbeda (meski tetap saja tak enak di dengar). Karena itu, saya lebih memilih menjauh dan melihat fenomena alam yang lain di wilayah tsb.
[nah mlihat dari jarak sgini, cukup aman
]
Dan saya pun melihat lubang besar yang keluar asap, hmm sepertinya di dalamnya panas yah?heheh air-air diskitarnya pun seperti air mendidih.. saya pun tidak berani untuk menginjaknya secara langsung *yaiyalah nyari perkara ajaa*
[uap yang keluar dari lobang besar dari dalam tanah]
[orang-orang yang sedang menjalani terapi]
Setelah berfoto-foto sebentar, dan membelikan oleh-oleh berupa topi ‘anak gunung’ lucu untuk Khalid, kami pun pulang 🙂
~*Afra Afifah*~
jagakarsa, 24 September 2010
kok kuat kalian bertahan diantara asap… kasih tau dong rutenya ?? aku juga pengen kesitu.
mampir ke kawah ijen banyuwangi yuk.. disini juga nggak kalah menarik kok
keren kayanya…
salam kenal 🙂
wuih tempat nya keren banget
“maklum daerahnya tinggi sekali, kali ini saya gak lebay ko”
ow yea, nyadar loh biasanya emg lebay ya af…
hwakakakak…
pergi ke nih tempat, jantung serasa mau copot…. sungguh mendebarrrrrkan…
[…] ke kawah kamojang kami hanya pergi berdua, saya dan Aa. Karena waktu itu masih baru punya Khalid, Khansa belum lahir. […]