Untitled April 8, 2008
Posted by Afra Afifah in Sang Pujangga.Tags: Soe Hok Gie
3 comments Ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke Mekah…
Ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di Miraza…
Tapi, aku ingin habiskan waktuku di sisimu, sayangku…
Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu…
Atau tentang bunga-bunga yang
manis di lembah Mendalawangi…
Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di Danang…
Ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra…
Tapi aku ingin mati di sisimu, manisku…
Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya…
Tentang tujuan hidup yang tak satu setan pun tahu…
Mari sini, sayangku…
Kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku…
Tegaklah ke langit luas atau awan yang mendung…
Kita tak pernah menanamkan apa-apa,
Kita takkan pernah kehilangan apa-apa…
Sebuah Tanya April 6, 2008
Posted by Afra Afifah in Sang Pujangga.Tags: Soe Hok Gie
5 comments
Akhirnya… semua akan tiba pada pada suatu hari yang biasa…
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui…
Apakah kau masih berbicara selembut dahulu…
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku.
kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah Mandalawangi…
kau dan aku tegak berdiri melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin…
Apakah kau masih membelaiku selembut dahulu…?
ketika kudekap kau dekaplah lebih mesra,
lebih dekat.
Lampu-lampu berkedipan di Jakarta yang sepi…
kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya
kau dan aku berbicara tanpa kata, tanpa suara…
ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita
Apakah kau masih akan berkata
kudengar derap jantungmu…
kita begitu berbeda dalam semua…,
kecuali dalam cinta
Haripun menjadi malam kulihat semuanya menjadi muram…
wajah-wajah yang tidak kita kenal berbicara
dalam bahasa yang tidak kita mengerti
seperti kabut pagi itu…
Manisku, aku akan jalan terus membawa kenangan-kenangan
dan harapan-harapan bersama hidup yang begitu biru…
~*Soe Hok Gie*~
[Selasa, 1 April 1969]
Mandalawangi Pangrango Maret 21, 2008
Posted by Afra Afifah in Sang Pujangga.Tags: Soe Hok Gie
12 comments
Senja itu,
Ketika matahari turun ke dalam jurang-jurangmu
Aku datang kembali ke dalam ribaanmu
Dalam sepimu dan dalam dinginmu
Walau setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna,
Aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan,
Dan aku terima kau dalam keberadaanmu
Seperti kau terima dalam daku
Aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi
Sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada,
Hutanmu adalah misteri segala
Cintaku dan cintamu adalah kebisuan semesta
Malam itu,
Ketika dingin dan kebisuan menyelimuti Mandalawangi,
Kau datang kembali berbicara padaku
Tentang kehampaan semua
Hidup adalah soal keberanian,
Menghadapi tanda tanya tanpa kita mengerti
Tanpa kita bisa menawar
Terimalah dan hadapilah
Dan diantara ransel-ransel kosong dan api unggun yang membara
Aku terima ini semua
Melampaui batas hutan-hutanmu
Melalui batas-batas jurangmu
Aku cinta padamu, Pangrango
Karena aku cinta pada keberanian hidup
~*Soe Hok Gie*~
[19 Juli 1966]