jump to navigation

Untitled April 8, 2008

Posted by Afra Afifah in Sang Pujangga.
Tags:
3 comments

Ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke Mekah…
Ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di Miraza…
Tapi, aku ingin habiskan waktuku di sisimu, sayangku…
Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu…
Atau tentang bunga-bunga yang
manis di lembah Mendalawangi…

Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di Danang…
Ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra…
Tapi aku ingin mati di sisimu, manisku…
Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya…
Tentang tujuan hidup yang tak satu setan pun tahu…

Mari sini, sayangku…
Kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku…
Tegaklah ke langit luas atau awan yang mendung…
Kita tak pernah menanamkan apa-apa,
Kita takkan pernah kehilangan apa-apa…

*Soe Hok Gie*
[Selasa, 11 November 1969]

Sebuah Tanya April 6, 2008

Posted by Afra Afifah in Sang Pujangga.
Tags:
5 comments

Akhirnya… semua akan tiba pada pada suatu hari yang biasa…

pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui…

Apakah kau masih berbicara selembut dahulu…

memintaku minum susu dan tidur yang lelap?

sambil membenarkan letak leher kemejaku.

kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah Mandalawangi…

kau dan aku tegak berdiri melihat hutan-hutan yang menjadi suram

meresapi belaian angin yang menjadi dingin…

Apakah kau masih membelaiku selembut dahulu…?

ketika kudekap kau dekaplah lebih mesra,

lebih dekat.

Lampu-lampu berkedipan di Jakarta yang sepi…

kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya

kau dan aku berbicara tanpa kata, tanpa suara…

ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita

Apakah kau masih akan berkata

kudengar derap jantungmu…

kita begitu berbeda dalam semua…,

kecuali dalam cinta

Haripun menjadi malam kulihat semuanya menjadi muram…

wajah-wajah yang tidak kita kenal berbicara

dalam bahasa yang tidak kita mengerti

seperti kabut pagi itu…

Manisku, aku akan jalan terus membawa kenangan-kenangan

dan harapan-harapan bersama hidup yang begitu biru…

~*Soe Hok Gie*~

[Selasa, 1 April 1969]

Mandalawangi Pangrango Maret 21, 2008

Posted by Afra Afifah in Sang Pujangga.
Tags:
12 comments

 

Senja itu,

            Ketika matahari turun ke dalam jurang-jurangmu

            Aku datang kembali ke dalam ribaanmu

            Dalam sepimu dan dalam dinginmu

 

Walau setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna,

            Aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan,

            Dan aku terima kau dalam keberadaanmu

            Seperti kau terima dalam daku

 

Aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi

Sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada,

Hutanmu adalah misteri segala

            Cintaku dan cintamu adalah kebisuan semesta

 

Malam itu,

Ketika dingin dan kebisuan menyelimuti Mandalawangi,

Kau datang kembali berbicara padaku

            Tentang kehampaan semua

 

Hidup adalah soal keberanian,

            Menghadapi tanda tanya tanpa kita mengerti

            Tanpa kita bisa menawar

            Terimalah dan hadapilah

 

Dan diantara ransel-ransel kosong dan api unggun yang membara

            Aku terima ini semua

            Melampaui batas hutan-hutanmu

            Melalui batas-batas jurangmu

 

Aku cinta padamu, Pangrango

Karena aku cinta pada keberanian hidup

 

~*Soe Hok Gie*~

   [19 Juli 1966]