Dari Bisnis ke Bisnis Oktober 10, 2013
Posted by Afra Afifah in Afra Punya Opini, Lembar Kehidupan.Tags: Bisnis
trackback
Bismillah..
Perkenalkan, saya Afra Afifah. Owner dari https://www.facebook.com/MainanAnakID Kemarin siang diminta mba Rini Priyani Xanthoniar, yang juga salah satu pelanggan MainanAnakID untuk menulis kisah sukses saya dalam berbisnis. Diminta gitu otomatis saya kaget dan malu. Ini ga salah? Hehe kisah sukses? Karena saya merasa masih butuh banyak proses untuk itu.
Kalau ditanya soal bisnis. Menjadi pebisnis sukses memang cita-cita saya dari dulu. Di depan PC yang saya gunakan ini pun, saya tempel tulisan “Succes Business Woman” di tembok. Biar tiap hari saya ingat tentang cita-cita saya itu, bersama impian-impian saya yang lain. Ya, sejak kuliah, saya memang hobi menulis semua impian-impian saya. Baik dibuku, maupun di dinding. Alhamdulillah, memang sebagian besar yang saya tulis sudah tercapai, dengan waktu pencapaian yang berbeda-beda. Impian sebesar bahkan keinginan sekecil apapun, saya tuliskan.
Sejak SMA, saya ingin melanjutkan kuliah, tapi dari awal saya tidak ingin berkarir. Saya ingin kuliah untuk mendidik saya, membuka wawasan, bertemu teman-teman yang cerdas untuk membentuk pola pikir saya, mencari ilmu baru, untuk mempersiapkan diri sebagai seorang ibu, bukan wanita karir. Selain saya tidak mau berkarir, saya juga yakin bahwa suami saya nanti tidak mengizinkan saya bekerja diluar rumah. Kecuali ada kondisi dimana mengharuskan saya untuk itu. Jadi klop. Karena itu dari kuliah saya sudah terpikir untuk berbisnis. Sejak SD, saya sudah biasa berbisnis menjual alat-alat tulis dan stiker-stiker lucu yang papa saya beli di asemka. Kemudian saya jual ke teman-teman sekelas, dan laku. Alhamdulillah.
Waktu masih kuliah, saya sibuk mengajar privat. Dari senin-jumat. Pulang kuliah, langsung ngajar. Karena saya bawa motor, pergerakan saya kesana kemari pun lebih mobile. Murid saya bisa mencapai 9 orang kala itu. Pemasukan ngajar untuk seukuran mahasiswa, juga sudah diatas 1,5 juta per bulan. Alhamdulillah. Karena mama seorang guru, papa juga mengajar. Setelah lulus kuliah saya berkeinginan untuk membuka bisnis bimbingan belajar dan privat.
Oktober 2010, saya dan suami membuka bisnis pertama kami. Rumah Belajar Al-Khairy. https://www.facebook.com/rumahbelajar.alkhairy?fref=ts Kami sewa ruko di pinggir jalan. Di jl Muhammad Kahfi 1 Jagakarsa. Semua modal sendiri. Karena itu memang terasa cukup berat. Modal yang kami pakai diambil dari bonus gaji tahunan suami. Sewa ruko, memasang wallpaper di dinding. Beli papan tulis. Meja untuk administrasi, bayar gaji guru, pasang AC dll. Target pasar memang kalangan menengah kebawah. Karena kami bimbel baru. Dengan modal terbatas. Kami sebar brosur ke beberapa SD skitar bimbel. Murid pun berdatangan. Tapi baru sedikit. Tidak sampai setahun. Kami putuskan untuk menutup bimbelnya. Karena anak kedua saya waktu itu masih bayi, ASI ekslusif. Meski jarak bimbel dekat dengan rumah kami yang hanya berjarak 10 menit. Tapi saya tetap tidak tega, meninggalkan dua anak saya yang masih kecil-kecil bersama pembantu. Padahal saya juga cuma 4 jam di bimbel. Berat rasanya meninggalkan mereka.
Bisnis pertama dihentikan. Kami rasakan memang cukup berat apalagi semua masih modal sendiri. Kalau ada yang invest, mungkin terasa lebih mudah. Tapi waktu itu kami pun juga tidak kepikiran untuk mencari investor. Bimbel di stop, namun bisnis privat masih berjalan. https://www.facebook.com/PusatJasaGuruPrivat?fref=ts Karena bisnis private tidak butuh tempat, dll. Hanya butuh koneksi yang banyak ke teman-teman mahasiswa. Bisnis private masi saya jalankan sampai sekarang. Meski saya lebih fokus di bisnis mainan untuk saat ini, insyaallah untuk seterusnya.
Sambil menjalankan bimbel saya jualan gamis. Saya jual secara online. Tepatnya saya marketing sebuah butik di bandung. Karena untk modal, ga kuat. Harga per-baju aja paling murah Rp.500.000,- hehe.. kebanyakan 700-1,5 juta. Bisnis ini juga hanya berlangsung selama sekitar setahun. Karena jujur, meski saya suka model-model gamis. Suka membeli, tapi setelah dijalani terasa berat. Bisnis pakaian bukan passion saya. Saya tidak suka ketika customer menanyakan ukuran-ukuran baju.” Kalau ukuran XL pas ga ya sama saya? “ dan pertanyaan-pertanyaan serupa. Dan ketika ada case dalam bisnis pun, saya merasa cukup berat menjalaninya. Karena bukan passion saya, jadi semua terasa lebih berat. Sebab itu saya berhenti.
Kemudian mulai bisnis lagi, akhir tahun 2011. Saya jual Keripik Rempah Pedas, NON MSG. ini bisnis pertama saya jualan produk makanan. Keuntungan maksimal perbungkus juga cuma 5000 rupiah. Ketetapan harga dll, sudah ditetapkan oleh produsen. Kami mengeluarkan modal skitar 600 ribu kala itu untuk nyetok dirumah.
https://www.facebook.com/afra.afifah/media_set?set=a.2691962296492.2146470.1179560218&type=3 saya jual secara online. Di FB dan twitter, juga BBM. Ga disangka respon teman-teman juga baik. Per bulan saya bisa menjual 1000 bungkus bahkan lebih. Omset per bulan sekitar 15juta bahkan lebih. Reseller saya pun banyak. Di Palembang, Kalimantan, papua, dll. Keripik yang saya jual juga sudah sampai di korea, jepang, madinah, dll. Akhir tahun 2012. Bisnis ini berakhir. Faktor utama dari pihak produsen. Produksi makin menurun (bukannya makin naik). Karena ada masalah internal pada produsen. Sempat sebelumnya saya diminta untuk jual produk baru dengan produsen yang sama. Keripik k*****, tapi ber-MSG. walah.. kumaha ieu.. sbelumnya saya sudah gembar gembor cemilan sehat. Tiba-tiba saya jualan kripik ber-MSG? saya tidak menerima kerjasama tsb. Secara pribadi juga tidak enak hati menjual produk ber-MSG. Karena menjual berbeda dengan konsumsi pribadi. Namun karena saya menjadi distributor keripik rempah yang berprestasi, sesuai perjanjian tertulis dg produsen. Saya dapat reward: traveling atau gadget. Saya pilih gadget. Lumayan dapat BB baru, Alhamdulillah
Sempat vakum ga jualan beberapa bulan. Meski ga jualan, saya terus mikir, saya bakal jualan apa lagi? Karena saya juga ga bisa berasa “hanya diam dirumah”. Kemudian saya tulis opsi pilihan jualan yang saya suka. Di kertas. Dari makanan dan cemilan sehat, baby shop, mainan. Akhirnya saya pilih mainan. Karena teman-teman saya sudah banyak yang jualan perlengkapan baby. Lagi-lagi, karena saya juga ga mau jualan baju baby. Gak suka dengan pertanyaan “anak saya umur 1th.. ukuran yang pas ukuran brp ya?” (ini pertanyaan yang membuat saya pusing :p )
Februari 2013 saya memulai bisnis mainan. Saya bikin fan page, twitter. Pelan-pelan tapi pasti saya upload foto-foto. Saya iklanin. Di FB, twitter, group2 FB, di BBM. Alhamdulillah respon pasar sangat baik. Setelah menjalani saya makin enjoy. Kalau ada case dalam bisnis pun, (dan memang pasti selalu ada, di bisnis apapun). Saya anggap sebagai tantangan tersendiri, dan selalu pikir solusi..solusi dan solusi.. saya tetap enjoy..karena merasa ini passion saya banget. Saya suka beliin anak-anak saya mainan. Suka memainkan juga hehe. Sering juga saya ditawarin teman-teman untk membantu jualan mereka.. mulai dari butik muslimah (lagi) , kue-kue, dll. Saya tolak karena itu bisa membuat saya ga fokus. Saya ingin fokus membesarkan bisnis ini. Pelan-pelan. Tiap hari dicek hal-hal apa yang kurang. Diperbaiki. Terus. Bisnis sambil jalan. Karena klo dipikirin terus. Jadi ga jalan-jalan ^^. Bahkan sempat ada teman yang menawarkan saya jadi importir mainan langsung. Tapi modalnya belum cukup. Karena sekali import butuh modal skitar 50-60 juta.hiks.
Alhamdulillah kini omset 1juta perhari sudah tidak sulit. Mudah-mudahan kedepannya semakin berkembang. Karena kesuksesan diraih dengan doa, kerjas keras dan kerja cerdas. Tidak ada yang instan di dunia ini. Bahkan mie instan sekalipun, mesti direbus dulu 3-5 menit supaya bisa dimakan. Salam semangat!! 😀
—————————————-
tulisan ini dimuat tadi pagi di group FB “ibu-ibu doyan bisnis” atas permintaan mba Rini Xantoniar.. barakallahufik.. 🙂
Salut sama kegigihan berbisnisnya, udah coba julan macem-macem. Kira-kira bisnis yang bagus dijalankan untuk anak kuliahan apa ya mbak ?
kereennn….
Salam kenal mbak, salut deh.. aku juga coba berbisnis neh, tp baru sebatas bantu suami aja,kami berbisnis ABE, menjual produk keharmonisan rumah tangga, dengan Dr.Boyke sebagai tim penasehat kami. Sekalian deh promosi ( hi..hi..hi..). Bagi bapak/ibu yang mempunyai masalah seksualitas dalam rumah tangga, kami punya solusi terbaik. 🙂