Untitled April 8, 2008
Posted by Afra Afifah in Sang Pujangga.Tags: Soe Hok Gie
trackback
Ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di Miraza…
Tapi, aku ingin habiskan waktuku di sisimu, sayangku…
Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu…
Atau tentang bunga-bunga yang
manis di lembah Mendalawangi…
Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di Danang…
Ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra…
Tapi aku ingin mati di sisimu, manisku…
Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya…
Tentang tujuan hidup yang tak satu setan pun tahu…
Mari sini, sayangku…
Kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku…
Tegaklah ke langit luas atau awan yang mendung…
Kita tak pernah menanamkan apa-apa,
Kita takkan pernah kehilangan apa-apa…
isi puisi seseorang tentu sangat di latar belakangi oleh ideologi orang itu sendiri.. seperti halnya Soe Hok Gie… , meski di dalam puisi ini terdapat hewan ‘anjing’..
atau kalimat :
“Kita tak pernah menanamkan apa-apa,
Kita takkan pernah kehilangan apa-apa…”
yang bertentangan dengan ideologi, agama, dan prinsip ku , yaitu ‘ISLAM’ sebagai rahmatan lil alamin.
terlepas dari itu semua…puisi ini memang indah…apalagi bait-bait puisi ini yang berbunyi :
“Atau tentang bunga-bunga yang
manis di lembah Mendalawangi…”
aku sangat menyukainya..sehingga membuatku ingin kesana…
ya, ke lembah Mandalawangi…sambil melihat bunga-bunga dandelion yang indah..
yang diterbangkan oleh angin kehidupan…
Soe Hok Gie….
aku belum mengetahui alasannya muncak di semeru hingga siang…
padahal dia sudah tahu, batas dipuncak hingga pukul 08.00… lebih dari itu besar kemungkinan keracunan.
dibalik itu semua aku kagum kepadana, atas puisi2, kisah petualangan, politik..
lembah mandalawangi…
kapan aku bisa kesanan
Klo saya mah lebih prefer yg ini:
Tapi, aku ingin habiskan waktuku di sisimu, sayangku…
Bersama berziarah ke mekkah..
Menuntut ilmu di univ. madinah
Hehe..