Bunga April 22, 2009
Posted by Afra Afifah in Sang Pujangga.Tags: Sapardi Djoko Damono
trackback
Mawar itu tersirap dan hampir berkata jangan ketika pemilik taman memetiknya hari ini…
Tak ada alasan kenapa ia ingin berkata jangan sebab toh wanita itu tak mengenal isaratnya…
Tak ada alasan untuk memahami kenapa wanita yang selama ini rajin
menyiraminya dan selalu menatapnya dengan pandangan cinta itu
kini wajahnya anggun dan dingin…,
Menanggalkan kelopaknya selembar demi selembar…dan membiarkannya berjatuhan menjelma pendar-pendar di permukaan kolam…
~*Sapardi Djoko Damono*~
Perahu Kertas,
Kumpulan Sajak, 1982.
akhirnya posting lagi 🙂 apakah aku yang pertamax? nice poem, nice picture… good job 😉
Nice!
wah…
bagusss……..
apa artinya..?
Oi…
Cieee…
blog baru:http://farihey.blogspot.com
blog lama udah ga kepake, tapi masih ada, ga didelete.
Bu Sofyan, udah jadi mawar buat suaminya ya? ^_^
Saya belum punya mawar… 😦 , hikz…
Askum…..